OJK Sebut Mobil Listrik di Indonesia Baru Sentuh Orang Kaya

JAKARTA, virprom.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut mobil listrik di Indonesia baru menjangkau kalangan menengah atas.

Padahal, dalam lima tahun terakhir, industri ini berkembang pesat. Model yang ditawarkan berkisar dari harga lebih murah (Rp 300 jutaan hingga Rp 1,5 miliar).

Hal tersebut diungkapkan Kepala Pusat Pengelolaan dan Pengembangan Lembaga Keuangan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro OJK Ahmad Nasrullah saat diskusi AEML, Menavigasi Ekosistem EV dan Inovasi Keuangan Baru di Indonesia di Jakarta, Kamis (22 Agustus 2024). .

Baca juga: Supra Anda Anti Usia, Juara FFA HMC Makassar 2024

“Mobil listrik (meski penjualannya meningkat setiap tahun) belum membaik. Alasannya karena sangat sedikit orang yang menggunakan mobil listrik sebagai mobil pertamanya,” ujarnya.

Ahmad melanjutkan: “Tidak ada yang pertama kali membeli mobil, mobil listrik. Kebanyakan adalah mobil generasi kedua atau kesebelas. Jadi, segmen pasar ini pada umumnya.”

“Mungkin dibelikannya untuk anaknya kuliah, punya mobil sendiri, atau mungkin dibawa test drive,” imbuhnya.

Hal serupa juga diungkapkan Presiden Asosiasi Perusahaan Keuangan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno. Dari jumlah tersebut, sekitar 70% pembelian mobil listrik dibayar tunai.

Artinya mereka tidak memerlukan peran perusahaan pembiayaan atau leasing untuk melakukan pembelian.

“Yang membeli mobil listrik sekarang adalah orang-orang dewasa,” kata Suwandi.

Baca Juga: Memang tak banyak orang yang berminat dengan mobil listrik bekas

Dengan demikian, pada titik tertentu penetrasi penjualan mobil listrik di Indonesia kemungkinan akan stagnan. Oleh karena itu, penting bagi industri untuk segera menciptakan ekosistem yang mencakup hal tersebut.

Ingat, 69% penduduk Indonesia masih termasuk golongan menengah ke bawah atau sebagian alias 69 per 100 penduduk.

“Kalau ada pembiayaan, sepertinya kalau mudah dan murah seperti sekarang, bukan tidak mungkin bisa ditingkatkan. Karena mereka juga akan menghitung ulang (nilai keekonomiannya),” kata Ahmad.

“Jadi kami melihat potensinya sangat besar,” imbuhnya.

Pada saat yang sama, ia juga menjelaskan tantangan umum dalam membeli mobil listrik bagi masyarakat kelas menengah ke bawah antara lain pengisian daya, bengkel, asuransi, serta sewa guna usaha atau kredit.

Baca juga: Kualitas Bahan Bakar Jadi Salah Satu Alasan Mobil Harus Beralih ke Mobil Listrik

Jadi masalahnya menurut saya paralelismenya harus ditingkatkan. SPKLU-nya cukup cepat, kata Ahmad.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada Januari hingga Juli 2024, penjualan mobil listrik semua merek sebanyak 17.826 unit.

Hasil ini naik dua kali lipat dibandingkan tahun lalu sebanyak 6.928 unit. Meski pada periode yang sama, penjualan mobil dalam negeri turun 17,5% menjadi 484.235 unit. Dengarkan berita terhangat dan koleksi berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top