Siprus dan Turkiye Jadi Opsi Tempat Evakuasi WNA Keluar dari Lebanon

virprom.com – Meningkatnya konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah mengharuskan adanya evakuasi warga negara asing (WNA) di Lebanon.

Hal inilah yang saat ini sedang dipertimbangkan oleh negara-negara Barat dengan memilih negara tetangga seperti Siprus dan Turki sebagai tempat pengungsian ribuan orang dari negara-negara Barat.

Diberitakan Reuters, Jumat (27/9/2024), Siprus merupakan negara anggota Uni Eropa yang paling dekat, sekitar 264 kilometer dari Lebanon.

Baca juga: Dukung Hizbullah Lebanon, Houthi Yaman Tembakkan Rudal ke Israel

Negara ini berada di garis depan dalam operasi bantuan angkatan laut untuk Gaza dan di masa lalu telah digunakan untuk mengatur evakuasi dari Lebanon.

Siprus menampung sekitar 60.000 orang yang melarikan diri dari perang Israel-Hizbullah pada tahun 2006.

Jika terjadi serangan darat oleh Israel di Lebanon selatan dan dibalas oleh Hizbullah, ini berarti eksodus massal dari Lebanon dan Israel.

“Kami mendapat permintaan dari banyak negara, tidak hanya dari Uni Eropa tetapi juga dari negara ketiga lainnya,” kata Presiden Siprus Nikos Christodoulides kepada Reuters di sela-sela Majelis Umum PBB di New York.

“Kami siap melakukan ini jika diperlukan. Kami melakukannya pada tahun 2006 dan kami siap melakukannya lagi. Memang sulit tetapi ini juga merupakan tanggung jawab moral kami,” tambahnya.

Banyak negara, termasuk Amerika Serikat, Perancis, Inggris, dan Jerman, memiliki ribuan orang yang tinggal atau melewati Lebanon.

Baca juga: Serangan Israel Tewaskan 92 Orang di Lebanon dalam 24 Jam Terakhir

Semua pihak telah bekerja dalam beberapa bulan terakhir untuk mempersiapkan rencana dengan Siprus jika terjadi konflik besar.

Para advokat mengatakan negara-negara lain yang tidak memiliki kehadiran militer di kawasan juga harus membantu mengevakuasi warganya.

Dibutuhkan sekitar 10 jam dari Beirut ke Siprus melalui laut dan 40 menit dengan pesawat.

Sejauh ini, penerbangan komersial telah diterbangkan dari Beirut, meskipun beberapa maskapai penerbangan seperti Air France telah menghentikan operasinya, sehingga membatasi pilihan masyarakat untuk berangkat.

Sebelumnya, pembicaraan mengenai gencatan senjata sementara diadakan di PBB di New York, namun Israel dan Hizbullah belum menyatakan siap untuk mengakhiri permusuhan.

Israel meningkatkan serangannya ke Beirut selatan Kamis lalu.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Rusia dan Rusia Punya Dua Desa | Zelensky memperingatkan Dewan Keamanan PBB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top