Warga Amerika Lebanon Marah dan Cemas karena Tanah Airnya Diserang Israel

DETROIT, virprom.com – Ali Dabaja, warga Lebanon-Amerika, telah memperjuangkan perdamaian di Gaza selama 12 bulan.

Hal ini terjadi pasca serangan pasukan Israel di Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 41 ribu warga Palestina.

Namun kini ia semakin marah dan takut karena kampung halamannya, Lebanon, juga diserang Israel.

Baca juga: Siprus dan Turki Jadi Pilihan Hapus WNA dari Lebanon

Bahkan pengeboman besar-besaran yang dilakukan Israel di Lebanon menghantam rumah Dabaca, seorang dokter di kawasan Detroit.

Sepupunya, Batoul Dabaja-Saad, bersama suami dan tiga anaknya, tewas dalam serangan udara Israel di rumah mereka di kota Bint Jbeil, Lebanon selatan.

Ada rasa tidak percaya. Ada rasa marah dan ada rasa kehilangan yang sangat besar, kata Dabaja kepada Al Jazeera, Kamis (26/9/2024).

Dia tidak sendirian, ketika perang di Lebanon berkecamuk, warga Amerika keturunan Lebanon mengatakan bahwa mereka merasakan ketakutan dan kesedihan terhadap orang-orang yang mereka cintai di kampung halaman.

Tentu saja mereka juga marah kepada pemerintah AS yang terus mempersenjatai dan mendukung Israel.

“Pikiran kami selalu tertuju pada rakyat Palestina dan Lebanon dan sekarang ini merupakan tonggak sejarah bagi kami,” kata Dabaja kepada Al Jazeera.

“Kami menangis dan menangis. Kami melibatkan politisi. Kami melibatkan negara kami, orang-orang yang mencalonkan diri sebagai presiden. Dan tidak ada satupun yang terdengar,” jelasnya.

Kementerian Kesehatan Lebanon menyebutkan lebih dari 620 orang tewas akibat serangan Israel dalam empat hari.

Baca juga: Dukung Hizbullah Lebanon, Houthi Yaman Lancarkan Serangan Roket ke Israel

Sedangkan jumlah korban tewas di Gaza sejak Oktober 2023 telah melampaui 41.500 jiwa.

“Korban di Lebanon bukan sekadar angka. Setiap orang punya cerita, impian, dan hubungan sosial yang melampaui batas negara,” kata Dabaja.

Dia menggambarkan sepupunya Batoul, yang melakukan dua pekerjaan untuk menghidupi keluarganya, sebagai orang yang karismatik, terpelajar, mudah bergaul, dan tekun.

“Dia memiliki cahaya yang tiada duanya. Cahaya itu telah padam, begitu pula dengan banyak cahaya lainnya yang kehilangan nyawa dalam pemboman yang membawa bencana dan tanpa pandang bulu ini,” jelas Dabaja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top