Dari Mana Hizbullah Memperoleh Senjata?

Kelompok Hizbullah di Lebanon telah menggunakan berbagai senjata dalam perang perbatasan dengan Israel selama hampir setahun. Namun tim mengatakan hanya sebagian kecil yang digunakan.

Hizbullah merupakan kelompok non-pemerintah dukungan Iran yang memiliki persenjataan terlengkap di dunia, termasuk beragam senjata berat. Menurut CIA World Fakebook, Reuters melaporkan, Hizbullah memiliki lebih dari 150.000 roket dan rudal.

Hizbullah sendiri mengklaim memiliki roket dan rudal yang mampu mencapai Israel. Sebagian besar roketnya tidak terarah, namun kelompok ini memiliki rudal berpemandu presisi, drone dan rudal anti-tank, anti-pesawat, dan anti-kapal.

Baca Juga: Apa Senjata Hizbullah Melawan Israel?

Iran, sebagai proksi Iran, adalah pemasok senjata utama Hizbullah. Mereka juga mendapat senjata dari Suriah, Rusia, Tiongkok dan pasar gelap.

Kelompok ini telah mengembangkan kemampuan untuk memproduksi dan meningkatkan roket, rudal, drone.

Pemimpin Hizbullah SEED Hassan Nasrallah mengatakan kelompoknya memiliki 100.000 pejuang pada tahun 2021. Buku Fakta Dunia CIA 2011 Pada tahun 2022, Hizbullah memperkirakan mereka akan memiliki 45.000 pejuang, dan 20.000 di antaranya akan bekerja penuh waktu. Roket dan rudal untuk serangan darat

Dalam perang terakhirnya dengan Israel pada tahun 2006, sebagian besar senjata Hizbullah adalah roket terarah. Selama waktu itu, Hizbullah menembakkan sekitar 4.000 roket ke Israel, sebagian besar adalah roket Katyusha dengan jangkauan hingga 40 km.

Katyusha awalnya dibuat di Uni Soviet, namun banyak negara telah mampu memperbaikinya dan membuat “Katyusha” mereka sendiri. Hizbullah menerima Katyusha dari Iran dan Suriah.

Nasrallah Dia mengatakan perubahan terbesar pada persenjataan Hizbullah sejak tahun 2006 adalah pemasangan sistem panduan presisi, dan kelompoknya mampu memasang panduan pada roket. Mereka melakukan instalasi di Lebanon.

Hizbullah memiliki sejumlah roket buatan Iran, seperti Rad (bahasa Arab untuk guntur), Fajr (Fajar), dan Zilzal (Gempa Bumi), yang membawa bahan peledak lebih banyak sehingga daya ledaknya lebih kuat dan memiliki jangkauan yang lebih jauh dibandingkan Katyusha.

Di antara roket yang ditembakkan Hizbullah Israel sejak konflik di Jalur Gaza dimulai pada Oktober tahun lalu adalah bahan peledak Katyusha dan Burkan (Gunung Berapi) seberat 300-500 kilogram.

Roket Falak 2 milik Iran, yang pertama kali digunakan pada Juni lalu, mampu membawa hulu ledak lebih banyak dibandingkan Falak 1 yang digunakan sebelumnya.

Baca juga: Tanggapi Serangan Israel, Hizbullah Sebut Tembakkan Rudal Anti-tank ke Markas Mossad di Dekat Tel Aviv.

Hizbullah menggunakan rudal anti-tank secara ekstensif pada perang tahun 2006 dan kini telah mengerahkan kembali rudal tersebut, termasuk jenis Kornet buatan Rusia.

Menurut laporan media Arab pro-Iran Al-Mayadeen, Hizbullah juga menggunakan peluru kendali Iran yang dikenal sebagai “Al-Mas”. Menurut laporan yang diterbitkan oleh Alma Research and Education Center, sebuah lembaga penelitian Israel, Almas dapat menyerang sasaran dari atas dengan mengikuti jalur melengkung dan mencapai sasaran di luar garis pandang.

Laporan tersebut menyebutkan rudal tersebut merupakan bagian dari keluarga senjata yang dikembangkan Iran dengan cara “membalikkan” (reverse engineering) keluarga rudal Spike buatan Israel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top