Kepada Komisi III, Korban “Bullying” di SMA Binus Sebut Seorang Pelaku Anak Pimpinan Partai

Jakarta, Kompas. Kam-RE (16), korban perundungan di SMA Bina Nusantara (Bence) Samparg, Jakarta Selatan, menjelaskan, salah satu pelaku perundungan merupakan anak seorang pimpinan partai politik.

Hal itu diketahui RE saat pelaku yang merupakan anggota geng sekolah mengancamnya agar tidak berbuat jahat di sekolah.

“Mereka mengatakan kepada saya, ‘Jangan ganggu kami.’ Anda ingin merasa nyaman belajar di sini, tidak ingin dilecehkan di sini. Anda harus bisa melayani kami semua. Tahukah kamu siapa ayah kami atau tidak? Dia adalah ayah dari pemimpin partai. Dia adalah bapak DPR. Ayah saya MK, kata RE dan keluarga saat audiensi di Komisi III DPR RI, Selasa (17/9/2024).

Baca Juga: Bans Sampurg Korban Bullying Sebut Korban Geng Pelajar Mengancamnya

RE mengatakan, pelaku yang mengaku sebagai anak ketua parpol itu saat kejadian bermarga M. M menyebut ayahnya bernama A.

“Teman ketua kelompok itu mengaku, ‘Jangan lakukan itu. Ayah saya sekarang yang menjadi ketua partai.’ “Bapaknya bernama A. Anaknya bernama M. Dia mengaku dan memberitahuku RE.”

Habib-ur-Rehman, wakil komisi ketiga, menanyakan apa yang dilakukan anak A.

RE mengatakan Boy A tidak memukulnya, namun kerap mengancam dirinya dan anggota geng lainnya.

“Itukah yang menimpamu, putra ketua partai?” tanya Habib Rahman.

“Dia tidak memukulku, tapi dia sering mencaci-makiku. Teman-temannya selalu berselisih dengannya, dia selalu membuatku kesal. Itu selalu membuatku terkagum-kagum,” balas RE.

Seperti diberitakan sebelumnya, belakangan ini ramai diperbincangkan mengenai kasus pelecehan dan pelecehan seksual terhadap seorang siswi di SMA Banus Samperg.

Insiden ini terungkap setelah orang tua siswa dan sekelompok pengacara mereka memasuki lingkungan sekolah tanpa izin terlebih dahulu.

Kasus dugaan pelecehan ini mendapat perhatian publik ketika pelapor menceritakan kronologi versinya.

Baca juga: 8 Siswa Bins School Samperg Diduga Melakukan Bullying

Sebuah video pidato jurnalis tersebut telah dipublikasikan di media sosial, mengatakan bahwa dia memukul dan melecehkan lebih dari 10 siswa di kamar mandi sekolah.

Pengacara SMA Bins Samperg, Otto Haseboan, membantah adanya perundungan di sekolah tersebut. Yang sebenarnya terjadi hanyalah konflik antar mahasiswa, kata Otto.

Dia bersikeras agar Bunce memeriksa CCTV selama dan setelah kejadian. Tak hanya itu, Banes juga memeriksa catatan terkait salah satu siswa yang hadir saat kejadian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top