Dukung Keberlanjutan BPJS Kesehatan, DJSN Usul 3 Hal untuk Peningkatan Layanan

virprom.com – Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) mengevaluasi kinerja BPJS Kesehatan dalam sepuluh tahun.

Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional Prof. Dr. Ir. Nunung Nuryartono, M.Si mengatakan, BPJS Kesehatan telah berperan penting khususnya dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan.

“Ada yang tercatat dalam sepuluh tahun, totalnya pada 2014-2024 hampir Rp 8,04 triliun. Bisa kita bayangkan jumlah yang sangat besar per bulannya di bidang kesehatan, yang tentunya memberikan pemain yang luar biasa, baik dalam “Meningkatkan” Sumber Daya Manusia. dan sektor kesehatan lainnya,” Prof. Nunung menghadiri Workshop Media BPJS Kesehatan yang diselenggarakan virprom.com, Rabu (25/9/2024).

Baca Juga: UHC BPJS Surakarta Capai 100 Persen Dengan Total Peserta JKN KIS

Presiden DJSN juga menyampaikan tiga hal penting untuk mendukung keberlanjutan dan menjaga stabilitas Sistem JKN.

“Yang pertama adalah penguatan pengelolaan Sistem JKN. Jadi berdasarkan catatan kami, rekomendasi pengelolaan JKN mulai dari standar infrastruktur, pengawasan obat, hingga area pengendaliannya, salah satunya agar BPJS benar-benar bisa dilaksanakan. .waktu” kata Nunung.

Lanjut Nunung, langkah selanjutnya adalah kerja sama dan koordinasi multipihak untuk menjaga stabilitas. Oleh karena itu, BPJS perlu mendorong kerja rasional melalui manajemen kerja, termasuk transformasi digital.

“Terakhir untuk meningkatkan efisiensi sistem, kita melihat berbagai sistem sudah lebih baik, perlu ditingkatkan, terutama perhatian pada kualitas pekerjaan. Sekarang sudah terjadi kuantitas, kualitas yang bisa dilakukan adalah distribusi. Pekerjaannya adil (meningkat), dari Aceh khususnya hingga Papua,” ujarnya.

Baca Juga: Pelaksana BPJS Kesehatan: Update Digital FRISTA Jadikan Verifikasi ID Visual Capaian BPJS Kesehatan Selama Puluhan Tahun dan Keberlanjutan Pemerintahan Masa Depan

Direktur BPJS Kesehatan Ghufron Mukti mengatakan pada 1 September 2024, sudah lebih dari 277 juta orang atau 98,67 persen penduduk Indonesia yang mendaftar menjadi peserta JKN. Pencapaian ini sekaligus mengukuhkan Indonesia sebagai negara dengan Universal Health Coverage (UHC) tercepat di dunia dalam kurun waktu sepuluh tahun.

Ghufron juga menjelaskan, dalam upaya melanjutkan Program JKN, BPJS Kesehatan terus memperkuat kerja sama dengan 23.294 pusat kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan 3.140 pusat kesehatan tingkat lanjut (FKRTL). BPJS Kesehatan juga memperluas pelayanan kesehatan ke daerah tanpa fasilitas kesehatan yang memadai (DBTFMS) di daerah tertinggal, perbatasan, dan terpencil.

Direktur BPJS Kesehatan juga mengatakan inovasi teknologi menjadi kunci peningkatan pelayanan. Dengan aplikasi JKN Mobile, peserta dapat melakukan pemesanan secara online, bertukar data dan mencari informasi.

Menyikapi pemerintahan baru, BPJS Kesehatan telah memberikan beberapa langkah strategis untuk menjaga integritas Program JKN. Ghufron menjelaskan, penguatan cadangan keuangan JKN melalui pengelolaan aset dan likuiditas yang lebih baik, serta kerja sama yang erat dengan pemerintah menjadi kunci dalam mendukung keberlanjutan Program JKN.

“Salah satu tantangan yang dihadapi BPJS Kesehatan adalah meningkatnya kasus penyakit dengan biaya katastropik seperti hipertensi, diabetes, dan kanker yang mencapai Rp 34,7 triliun pada tahun 2023. Untuk mengatasinya, BPJS Kesehatan menggalakkan khususnya penelitian kesehatan dan penanganan dini. penyakit kronis melalui Program Pengendalian Penyakit Kronis (Prolanis) yang memberikan layanan khusus bagi pasien diabetes dan hipertensi,” jelas Ghufron.

Baca Juga: Catatan Penting Persiapan BPJS KRIS Kesehatan Dengarkan berita terhangat dan pilih berita langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top