Komisi I DPR Panggil Menko Polhukam-Menkominfo Buntut Kebocoran 6 Juta Data NPWP

JAKARTA, virprom.com – Wakil Perdana Menteri KHDR Abdul Kharis mengatakan anggota dewan mengundang Menteri Gabungan Politik, Hukum, dan Pertahanan (Menko Polhukam) Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto dan Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi. Rapat Senin (23/9/2024) Gedung KHDR RI.

Seruan tersebut terkait dengan bocornya data enam juta masyarakat Indonesia, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) mereka. Salah satunya adalah data Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Kami ingin bertemu Polhukam dan Kominfo besok pagi,” ujarnya.

Baca Juga: Data NPWP 6 crore diduga bocor, pemerintah minta tindakan tegas

Pertemuan besok dengan Hadi dan Budi Ari hanya membahas soal bocoran saja.

Anggota KHDR mengaku akan mengadakan pertemuan dengan para menteri karena bisa bertemu sebelum masa jabatan 2019-2024 berakhir.

“Kami juga akan informasikan ke Polhuka. Besok pagi akan kita temui,” ujarnya.

Haris sebelumnya pernah mengangkat amanat komisi I KHDR di beberapa parlemen ketika informasi bocor.

Dalam setiap pertemuan, tim I KHDR menanyakan kepada Budi Arien mengenai langkah-langkah dan tinjauan untuk mencegah kebocoran data di Indonesia.

“Sebenarnya kemarin bocor lagi ya? Sampai jumpa besok.”

Sebelumnya, Presiden Jokowi menjawab pertanyaan soal bocornya enam juta Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan NPWP, termasuk milik dirinya dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Baca Juga: Kebocoran Data NPWP Dikritik Keras: Pemerintah Dianggap Bodoh Hingga Kompetensinya Dipertanyakan

Jokowi memerintahkan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Keuangan, dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk sesegera mungkin melakukan relaksasi.

Saya perintahkan Kominfo dan Kementerian Keuangan untuk segera melakukan relaksasi. Saya termasuk BSSN untuk segera melakukan relaksasi, kata Jokowi usai meresmikan jalan Solo-Ogyakarta-Kulonprogo ruas Kartasura-Klaten di Boyolali, Jawa Tengah. 19/9/2024).

Menurutnya, kebocoran data tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di negara lain.

“Semua informasi bisa hilang karena kecerobohan password atau terlalu banyak menyimpan informasi. Menempatkannya di tempat yang berbeda bisa menjadi tempat untuk dihancurkan oleh penyerang,” kata Jokowi.

Bocorannya diberitakan X Teguh Aprianto @secgron pada Rabu pekan lalu.

Ia memposting tangkapan layar akun bernama Bjorka yang menjual enam juta poin NIK dan NPWP.

Uang kertas tersebut dijual di platform seharga USD 10.000 atau Rp 153 juta (mata uang 15.300). Dengarkan berita dan pembaruan terkini kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran perpesanan favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top