Korea Utara Beri Bantuan Militer ke Rusia, Ukraina Ketar-ketir

KYIV, virprom.com – Kepala mata-mata Ukraina pada Sabtu (14/9/2024) mengatakan Rusia sedang meningkatkan produksi bom berpemandu, termasuk pengiriman peluru artileri dari Korea Utara. Hal ini menimbulkan masalah besar bagi tentara Ukraina di medan perang.

Kirilo Budanov, kepala dinas intelijen militer Ukraina GUR, mengatakan bahwa bantuan militer Korea Utara ke Rusia merupakan hal yang paling memprihatinkan. Hal ini berbeda dengan dukungan dari sekutu Moskow lainnya.

“Mereka membeli peluru artileri dalam jumlah besar. Ini sangat penting bagi Rusia,” katanya, seraya mencatat meningkatnya permusuhan di medan perang sejak pemindahan tersebut.

Baca selengkapnya: Korea Utara memamerkan pabrik pengayaan uranium untuk pertama kalinya saat kunjungan Kim Jong Un

Ukraina dan Amerika Serikat Di antara negara-negara lain dan analis independen, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina dengan menyediakan rudal dan amunisi sebagai imbalan atas bantuan ekonomi dan militer lainnya dari Moskow.

Meningkatnya produksi bom yang dikuasai Rusia juga menimbulkan masalah besar bagi garis depan. Budanov berbicara di Kyiv pada Konferensi Strategi Eropa Yalta yang diselenggarakan oleh Viktor Pinchuk Foundation.

Jumlah pasukan Ukraina semakin berkurang setelah lebih dari 30 bulan melakukan serangan besar-besaran ketika mereka berusaha mencegah kemajuan Rusia di kota-kota utama. Di sebelah timur negara itu, pasukan Ukraina juga menyerang wilayah Kursk di barat Rusia.

Peningkatan produksi rudal jenis Iskander memicu serangan besar-besaran Rusia terhadap Ukraina, kata Budanov.

Serangan tahun ini terhadap infrastruktur terpenting Ukraina menyebabkan kerusakan signifikan pada jaringan listrik negara tersebut. Hal ini mengakibatkan listrik padam.

Presiden Volodymyr Zelenskyy sekali lagi meminta dukungan pertahanan udara dari sekutu Ukraina.

Budanov mengatakan perencanaan internal Rusia mengindikasikan Moskow akan menghadapi krisis perekrutan pada pertengahan tahun depan.

Baca selengkapnya: Serangan sampah Korea Utara belum berakhir: 900 balon tiba di Korea Selatan dalam 3 hari

“Selama periode ini (musim panas 2025), mereka akan menghadapi dilema: mendeklarasikan mobilisasi atau mengurangi intensitas permusuhan.” Ini mungkin penting bagi mereka pada akhirnya,” kata Budanov.

Dengarkan berita terbaru dan pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top