Timnas Indonesia Solid Bertahan, Ujian Australia yang “Mabuk Berat”

virprom.com – Timnas Australia terlihat sedang dalam performa terbaiknya jelang kualifikasi Piala Dunia 2026, demikian pemberitaan media Sydney Morning Herald. 

Selasa (10/9/2024) Babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Indonesia dan Australia akan digelar pada Selasa (10/9/2024). Putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 akan digelar antara Indonesia dan Australia.

Tim Indonesia punya kepercayaan diri yang besar setelah meraih hasil bagus pada laga pertama melawan Arab Saudi di Jeddah, Kamis (5/9/2024).

Pasukan Shin Tae-yong yang berhasil unggul lebih dulu lewat gol Ragnar Oratmanguin di markas Saudi, akhirnya bangkit dengan hasil imbang 1-1 setelah Musab Al-Jawir (45+3) menembus gawang Martin Paes di sana. Akhir babak pertama.

Ini merupakan pertama kalinya sejak tahun 1981 Timnas Indonesia terhindar dari kekalahan di laga resmi melawan Arab Saudi.

Baca Juga: Timnas Indonesia Punya Laju Positif dan Berbeda Pendapat Soal Pemain Naturalisasi Dulu dan Sekarang.

Di sisi lain, Australia tak mampu memaksimalkan posisinya sebagai tuan rumah melawan Bahrain pada laga pertama Grup C babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026.

Tim berjuluk “The Socceroos” itu kalah 0-1 dari Bahrain berkat gol bunuh diri Harry Soutar di menit akhir pertandingan.

“Saat resesi melanda, warga Australia terbangun dalam keadaan mabuk,” demikian judul artikel di Sydney Morning Herald Australia, yang ditulis oleh Vince Rogari.

Australia mengalami stagnasi atau tampak tertahan meski tampil sangat dominan saat menjamu Bahrain. 

Laman Konfederasi Sepak Bola Asia mencatat tingkat penguasaan bola tim Australia selama menjamu Bahrain mencapai 71 persen.

Tak hanya itu, Australia juga tampil agresif dengan menciptakan total 11 peluang, empat di antaranya mengarah tepat ke gawang.

Namun, pada akhirnya tim Australia asuhan Graham Arnold tak mampu menembus pertahanan Bahrain.

“Selama bertahun-tahun, Socceroos kesulitan untuk beroperasi secara efektif sebagai tim yang mendominasi bola,” tulis Vince Rugari di Sydney Morning Herald.

Dia menambahkan: “Mereka lebih nyaman bermain bertahan dan mengandalkan serangan balik melawan negara-negara besar, seperti yang mereka lakukan di Piala Dunia lalu.”

Baca juga: Kesan Jay Eads Memimpin Timnas Indonesia

“Ketika mereka harus membongkar tim yang bermain bertahan, mereka sepertinya tidak tahu caranya, dan mereka akhirnya mengandalkan bola mati, bola panjang, umpan silang, dan umpan diagonal daripada menggunakan metodologi berbasis penguasaan bola. ”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top