“Kalau Anies Tak Bisa Berlayar, Kubu KIM Bisa Melawan Kotak Kosong”

JAKARTA, virprom.com – Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan, pada pemilihan presiden daerah (Pilkada) di Jakarta, hanya satu pasangan calon daerah yang akan dipilih menjadi ketua atau wakil partai kemungkinan dia akan menghadapi lapangan.

Begitu pula dengan wacana Aliansi Indonesia untuk Kajian Lanjutan (KIM) “Plus”. Oleh karena itu, KIM yang sebelumnya dihuni oleh Partai Gerindra, Golkar, Partai Asumsi Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Bulan Sabit (PBB), Partai Gelora, Garuda, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memiliki partai politik mayoritas telah bergabung. .

KIM diketahui merupakan koalisi yang terbentuk pada Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024, di mana pasangan Prabovo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada tahun 2024 hingga 2029.

Menurut Ooyang, Anis Baswedan yang sebelumnya mengantongi tiket Pilkada Jakarta dengan dukungan resmi Partai Sejahtera dan Keadilan (PKS) dan Partai Nasdem, bisa saja membatalkan pelayaran tersebut.

BACA JUGA: PAN Sebut Calon Wakil Gubernur Jakarta dan Jabar Akan Diputuskan Presiden KIM

Alasannya, PKS dan Nasdem bisa bergabung dengan KIM, seperti yang dikatakan Sufmi Dasko Ahmad, yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra. Akan ada KIM “Plus” karena beberapa parpol ikut serta dalam pemilukada di berbagai daerah.

Ouyang juga mengatakan Partai Kebangkitan Rakyat (PKB) bisa saja berhenti memandang Anis sebagai calon gubernur (caguba). Pasalnya ia tergoda untuk bergabung dengan KIM ‘Plus’.

“Kalau Anyes tidak bisa berlayar, bisa saja dia melawan kotak kosong di kubu KIM yang bisa saja mengusir Ridwan Kamil,” kata Ouyang kepada virprom.com, Minggu (4/8/2024).

Ia mengatakan, tanpa dukungan PKS, Nasdem, dan PKB, otomatis Anyes hanya bisa mengandalkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang kabarnya belum menentukan pilihannya di Pilkada Jakarta.

Baca juga: Mengapa Aliansi Maju Indonesia Kuat di Jakarta dan Jawa Barat?

Namun Uyang mengatakan, dukungan PDI-P saja tidak cukup untuk mengajak Anies terlibat dalam pemilukada di Jakarta. Sebab, jumlah kursi PDI-P tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai calon Direktur Daerah.

“Misalnya kalau PKS masuk KIM plus, maka PKB dan Nasdem juga akan membeli semua partai. Tinggal PDI-P saja. Kalaupun PDI-P mendukung Anies, Anies tidak akan berlayar Anies “Kalau masuk KIM Plus, tidak mungkin (maju ke Annies),” ujarnya.

Oleh karena itu, menurut Ooyang, kemungkinan adu kotak kosong bisa saja muncul di Pilkada, Jakarta.

Seperti diketahui, Anjes Basvedan mendapat dukungan resmi dari PKS dan Nasdem. Namun kedua partai tersebut tidak mendeklarasikan koalisi pada Pilkada Jakarta 2024.

Lalu, Nasdem yang mendeklarasikan dukungan terhadap Annies mulai 22 Juni 2024, tampaknya belum juga menyampaikan rekomendasi hingga akhir Juli 2024.

BACA JUGA: Wacana KIM Plus Muncul di Pilkada Jakarta. Anies: Ini tentang masa depan…

Sementara itu, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasko Ahmad mengawali wacana Kim ‘Plus’ pada Pilkada 2024.

“Seiring berjalannya waktu, Koalisi Indonesia Maju Plus pasti akan mengambil keputusan bersama-sama dengan satu suara.” Ada koalisi Indonesia Maju Plus,” kata Dasko di iNews Tower, Jakarta, 31 Juli 2024.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top