Warna Timnas Indonesia: Mengenal Naturalisasi, Diaspora, dan Blijvers

virprom.com – Timnas Indonesia kini penuh warna karena memiliki pemain dari berbagai ras. Ada Belgifers, pemain kelahiran alami dan pemain kelahiran Indonesia.

Timnas Indonesia di grup “C” mengawali babak ketiga kompetisi kualifikasi Piala Dunia 2026 kawasan Asia.

Dengan demikian, timnas Indonesia di bawah kepemimpinan Shin Tae-jung mampu menghindari tim raksasa Asia seperti Arab Saudi (1:1) dan Australia (0:0) di Piala Dunia.

Dalam dua laga melawan Arab Saudi dan Australia, pasukan Shin Tae Yong terlihat bersatu dan stabil sehingga membuat lawan kesulitan untuk masuk ke gawang yang dilindungi Martin Paes.

Semangat Bhinneka Tunggal Ika terlihat jelas dalam penampilan tim tunggal Indonesia. Pasalnya, tim besutan Shin Tae Young itu berisi pemain-pemain dari berbagai negara.

Baca Juga: Mes Hilgers Sebut Timnas Indonesia berada di jalur yang benar usai berhadapan dengan dua raksasa

Ada pemain yang lahir dan besar di Indonesia seperti Rizki Riddo, Marcelino Ferdinand, dan Vitan Sulaiman.

Timnas semakin beragam dengan pemain-pemain Indonesia seperti Jay Edsis, Sandy Walsh, Ivar Jenner, Nathan Tjoy-a-On, Raphael Strick dan Ragnar Oratmanguin. 

Ada pula Martin Paes yang tidak memiliki darah Indonesia, namun bisa bergabung karena asal usul Bligwersh.

“Kita tidak pernah bicara soal naturalisasi atau program latihan, kita harus memilih salah satu, tapi dua-duanya harus kita lakukan, dan selama pemain Indonesia dan asing mau merah putih, itu patut diapresiasi,” kata Ketua Umum. .PSSI. Eric Tahir, dalam wawancara dengan virprom.com di Gedung Danariksa, Jakarta, Jumat (15/9/2023). Strategi serupa dengan Maroko

Strategi pengembangan sepak bola Indonesia sekilas mirip dengan strategi Maroko di semifinal Piala Dunia 2022.

Pada tahun 2009, negara Afrika tersebut membangun kompleks pendidikan elit senilai 13 juta euro (Rs 222,3 miliar) atas inisiatif Raja Mohammed VI.

Baca juga: Nasihat Sandy Walsh kepada Pemain Muda Indonesia

Akademi Raja Mohammed VI dikembangkan untuk meluluskan pemain lokal berbakat seperti Yusuf Al-Nusairi, Naif Aghrad, Hamza Mandil dan Ezzedine Al-Auni.

Selain upayanya untuk mempromosikan sepak bola remaja, Maroko juga aktif mencari pemain di seluruh dunia. 

Seperti diketahui, komunitas Maroko tersebar di sejumlah kekuatan sepak bola seperti Belanda, Prancis, dan Spanyol.

Lewat upaya tersebut, tim berjuluk Senja Atlas pun mengamankan talenta bintang seperti Hakim Ziyoch, Sofian Amrabat, Sofian Boufal, Ashraf Hakimi, dan Nussair Mazraoui.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top