Begini Kondisi Anak-anak di RD Kongo yang Terdampak Mpox, Dokter: Jangan Anggap Remeh

Kinshasa, virprom.com – Semua mata tertuju pada Republik Demokratik Kongo setelah WHO menyatakan darurat kesehatan masyarakat akibat cepatnya penyebaran cacar monyet.

Lebih dari 450 orang telah meninggal di Republik Demokratik Kongo, hampir semuanya merupakan kasus yang tercatat pada tahun ini.

BCCI mengunjungi fasilitas medis di bagian timur negara itu dan menemukan bahwa anak-anak adalah kelompok yang paling terkena dampak penyakit ini. Dampaknya bisa berakibat fatal

Baca juga: Filipina konfirmasi 3 kasus Mpoxis sebagai strain lemah

Awalnya seperti luka bakar kecil. Ibunya memberikan susu pada area tersebut dan keluarlah air, kata Allen Matabaro menjelaskan bagaimana penyakit tersebut berkembang di tubuh putranya yang berusia satu tahun, Amani.

Ia menambahkan, setelah itu mulai muncul bintik-bintik lain dan dalam waktu singkat bintik tersebut menyebar ke seluruh tubuh.

Setelah empat hari menjalani perawatan di klinik Munigi di wilayah timur DR Kongo, Amani mulai pulih.

Sekitar 75 persen kasus yang ditangani oleh dokter di wilayah tersebut terjadi pada anak-anak di bawah usia 10 tahun, menurut Pierre-Olivier Ngadzol, seorang dokter yang bekerja di Chari Medair.

Kelompok usia yang lebih muda tampaknya paling terkena dampak cacar monyet karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang.

Dr Ngadzol mengatakan kamp-kamp tersebut, yang merupakan tempat penampungan bagi orang-orang yang meninggalkan rumah mereka karena konflik, sudah penuh sesak.

Salah satu cara penularan monyet adalah melalui kontak dekat, dan anak-anak sering bermain bersama

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top