Tingkat Kemiskinan Ekstrem di 6 Provinsi Papua Masih Tinggi

JAKARTA, virprom.com – Pemerintah mengakui tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia bagian timur, khususnya di enam provinsi Papua, masih sangat tinggi.

Penanggulangan kemiskinan kini terfokus pada bidang ini.

“Ada provinsi, khususnya di wilayah timur, yang persentasenya masih tergolong tinggi. “Nah kita koordinasi, kita langsung berangkat ke sana, misalnya ke Papua,” kata Nonong Noriartono, Wakil Koordinator Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Senin (06/03/2024). .

Menurut Nonong, pihaknya telah mengumpulkan data tersebut dan dijadikan acuan dalam melaksanakan program pengentasan kemiskinan ekstrem di enam provinsi Papua.

Baca juga: Pemerintah Targetkan Penurunan Kemiskinan Ekstrem Hingga Kurang dari 1% di Akhir Kepemimpinan Jokowi.

Saat ini, Nonang mengaku menunggu hasil dari program yang dijalankan terkait pengentasan kemiskinan ekstrem.

“Di Pulau Papua yang punya enam provinsi, kami pastikan data ini menjadi bahan pembanding. Lalu rencananya bagaimana,” kata Nonong.

“Dan saat ini di Papua, nanti kita ikuti saja. Nanti kita pastikan untuk masyarakat di Jawa, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.”

Nonong berharap dapat menurunkan tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia hingga kurang dari 1 persen pada tahun 2024. Pemerintah pun memaksimalkan upaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) di penghujung masa jabatannya.

“Saat ini (kemiskinan ekstrem) sudah kita turunkan menjadi 1,12 persen pada Maret 2023. Kita harapkan tahun ini, Juli, sudah keluar hasil akhirnya dan di bawah 1 persen. Kita optimistis bisa di bawah 1 persen. pungkas Nonang.

Baca juga: Narasi Mensos Risma Soal Pengentasan Kemiskinan: Saya Tak Malu Jadi Orang Pemasaran

Seperti yang diumumkan sebelumnya, pemerintah menargetkan nol persen kemiskinan ekstrem pada tahun 2024. Namun, tujuan tersebut sulit dicapai.

Tim Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Nasional (TNP2K) bahkan mengakui tujuan tersebut mustahil tercapai.

Sekretaris Eksekutif TNP2K Suprayoga Hadi menyatakan target wajar pemerintah adalah 0,5 hingga 0,7 persen kemiskinan ekstrem pada tahun 2024.

“Kalau titik nolnya nol (persen), jelas tidak mungkin, jadi kita antara 0,5 (persen) dan 0,7 (persen),” kata Suprayoga, Kamis (14/12/2023) di Istana Wakil Presiden Jakarta.

Superyoga berpendapat, tren penurunan kemiskinan ekstrem dalam beberapa tahun terakhir tidak terlalu besar.

Ia mencontohkan, kemiskinan ekstrem turun lebih dari 1 persen dari 2,04 persen pada Maret 2022 menjadi 1,12 persen pada 2023.

Baca Juga: Pinjaman Mahasiswa: Menawarkan Peluang atau Jebakan Kemiskinan?

Sementara pemerintah mempunyai waktu kurang dari satu tahun untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem hingga nol persen.

“Target kita lebih optimistis antara 0,5 (persen) dan 0,7 (persen), itu realistis, tapi kalau kita benar-benar optimis, sekitar 0,3 (persen),” kata Superyoga.

Ia menambahkan, pemerintah melibatkan aktivis dan mitra non-pemerintah untuk mencapai tujuan tersebut.

Superyoga juga menegaskan, hal ini tidak boleh dianggap remeh karena ada potensi kenaikan angka kemiskinan nasional akibat inflasi. Dengarkan berita terbaru dan berita pilihan kami langsung dari ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top