Dilaporkan ke KPK, Bulog Pastikan Tak Punya Ikatan Kontrak Impor dengan Tan Long Group Tahun Ini

JAKARTA, virprom.com – Perum Bulog memastikan tidak ada kontrak impor dengan salah satu importir beras asal Vietnam, Tan Long Group, pada tahun ini.

Hal ini menanggapi laporan Riset Demokrasi Rakyat (SDR) terkait dugaan kenaikan harga impor beras dari Bulog dan Bapanas senilai Rp 2,7 triliun ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Direktur Rantai Pasokan dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan, sebenarnya Tan Long tercatat sebagai salah satu mitra Perum Bulog dalam kegiatan impor namun tidak memberikan penawaran harga untuk Bulog.

Perusahaan Tan Long Vietnam disebut-sebut akan menawarkan beras, namun nyatanya belum pernah memberikan harga penawaran sejak pembukaan penawaran pada tahun 2024. Kata Mokhamad Suyamto dalam siaran persnya, Kamis (7 April 2024). kontrak impor dengan kami tahun ini.”

Baca juga: Bulog Jelaskan Dugaan Kenaikan Harga Impor Beras

Sementara itu, terkait denda keterlambatan bongkar muat (demurrage) yang juga sudah dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krishnamurthi mengatakan denda keterlambatan tidak bisa dihindari karena risiko penanganan barang impor. .

Hal ini bisa terjadi karena kondisi tertentu, seperti hujan, lalu lintas pelabuhan yang padat, dan kurangnya pekerja. Alhasil perkiraan awal 5 hari misalnya terlambat 7 hari.

Menurutnya, untuk mengurangi risiko impor, biaya penyimpanan menjadi biaya yang harus diperhatikan dalam kegiatan impor dan ekspor.

Bayu mengatakan: “Adanya biaya penyimpanan merupakan konsekuensi yang tidak dapat dihindari dalam kegiatan impor dan ekspor. Kami selalu berusaha mengurangi biaya penyimpanan dan biaya tersebut sepenuhnya merupakan bagian dari biaya yang termasuk dalam perhitungan pembiayaan untuk perusahaan ekspor-impor.”

Baca juga: Bulog dan Bapanas Laporkan ke KPK Dugaan Kenaikan Tarif Impor Beras Rp 2,7 Triliun

Sebelumnya diberitakan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Bulog dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga menggelembungkan harga beras impor.

CEO SDR Hari Purwanto selaku wartawan mengatakan, jumlah beras yang diimpor sebanyak 2,2 juta ton dengan selisih harga Rp 2,7 triliun.

“Harganya jauh lebih tinggi dari harga yang diminta. Ini menunjukkan tanda-tanda perilaku bullish,” kata Hari saat ditemui awak media di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (6 Maret 2024).

Hari mengatakan, pihaknya mendapat data penawaran dari perusahaan asal Vietnam, Tan Long Group, yang menawarkan beras sebanyak 100.000 ton dengan harga 538 USD/ton dengan mekanisme FOB dan 573 USD/ton. ton dengan biaya, asuransi dan pengangkutan (CIF).

Baca juga: Bos Bulog Ungkap Alasan RI Beli Kembali Sumber Beras Kamboja

Dalam mekanisme FOB, biaya pengiriman dan asuransi ditanggung oleh importir. Sedangkan di CIF biaya pengiriman dan penanganan ditanggung oleh eksportir.

“Tan Long Group, itu kami juga (masuk dalam laporan) sebagai salah satu pelaku yang terlibat dalam impor beras pada periode Januari hingga Mei,” kata Hari.

Hari kemudian memberikan data perbandingan bahwa biaya yang harus dikeluarkan negara untuk mengimpor beras lebih besar dibandingkan harga yang ditawarkan perusahaan asing.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2024, pemerintah mengimpor beras sebanyak 567,22 ribu ton senilai 371,60 juta dollar AS.

Lihat Lagi: Beras Bulog Impor Didenda di Pelabuhan, Kenapa?

Dari data tersebut, Bulog menghitung rata-rata harga beras impor sebesar 655 USD/ton. Jika kita bandingkan harga tersebut dengan harga beras impor melalui program FOB, yaitu 573 USD/ton, maka terdapat selisih harga sebesar 82 USD/ton.

Ini dikalikan dengan nilai 2,2 juta ton dan total selisih harga sekitar 180,4 juta USD.

Jika menggunakan kurs Rp15.000 per dolar, selisih harga pengadaan beras impor diperkirakan Rp2,7 triliun, kata Hari. saluran berita favorit, kunjungi saluran berita virprom.com WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top