JAKARTA, virprom.com – Presiden Joko Widodo kembali mengenakan pakaian adat saat menyampaikan pidato kenegaraan pada Rapat Tahunan Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR), Dewan Hubungan Rakyat (MPR), dan Dewan Perwakilan Daerah ( DPD) Republik Indonesia. Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024) ini.

Kali ini Presiden mengenakan pakaian Betawi Bangsawan Ujung Serong berwarna hitam tua.

Untuk melengkapi penampilannya pada pidato kenegaraan terakhirnya, presiden mengenakan topi yang serasi.

Baca juga: Penutupan Konferensi MPR, Jokowi: 10 Tahun Menjabat Tahun Ini

Menurut Wakil Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Abetnego Tarigan, pakaian adat Betawi yang dikenakan presiden kali ini merupakan penghormatan kepada Kota Jakarta.

Pakaian tersebut mencerminkan nilai-nilai kesederhanaan, kesalehan, kekuatan dan kearifan, bercirikan warna dan desain yang berani dan berani, serta kearifan budaya Betawi.

Selain itu, ada alasan filosofis yang melatarbelakangi pakaian adat Betawi ini, yaitu perjuangan bersatu menghadapi berbagai tantangan bangsa untuk memajukan Indonesia dalam 10 tahun terakhir.

Baca juga: Jokowi: Alhamdulillah dalam 10 tahun bisa bangun fondasi baru bersama rakyat.

Pada tahun 2017, Kepala Negara mulai mengenakan pakaian adat pada acara tahunan tersebut.

Saat itu, Jokowi mengenakan pakaian adat suku Bugis di Sulawesi Selatan.

Berikut rangkuman pakaian adat Presiden saat menghadiri Rapat Tahunan DPR-MPR 16 Agustus lalu. 1. Pakaian Adat Bugis (2017)

Saat menghadiri Sidang Tahunan MPR 2017, Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan.

Pakaian adat ini disebut Ran Singkok atau Songkok Ta Bone.

Untuk bawahannya, Presiden mengenakan saree berwarna oranye cerah dengan aksen merah marun keemasan.

Kali ini, Jokowi tak mengenakan pakaian adat saat menghadiri Sidang Tahunan MPR 2018. Saat itu Presiden hanya mengenakan gaun berwarna biru tua. 2. Pakaian Adat Sasak (2019)