Mahfud Sebut Kekuasan “Memabukkan”, Singgung Cerita Soeharto Jadi Presiden 32 Tahun

JAKARTA, virprom.com – Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan kekuasaan bisa membuat seseorang mabuk, meski dia orang baik.

Menurutnya, hal ini sesuai dengan teori hubungan antara korupsi dan kekuasaan (kekuasaan cenderung korup) yang memungkinkan pemerintahan negara yang demokratis bergerak dalam pemerintahan.

Teorinya, penguasa rawan korupsi. Penguasa rawan korupsi, siapapun yang berkuasa, meski awalnya baik, pada akhirnya akan bahagia, kata Mahfoud dalam debat di Mazhab Demokrasi. Diunduh dari Internet, Sabtu (27). /7/2024).

“Seiring berjalannya waktu, kami mendapat bisikan bahwa ‘kamu hanya orang baik, kamu harus terus menjadi presiden.’ Ketika masa jabatannya berakhir, itu bisa mengubah Yayasan,” katanya. 

Kemudian ia bercerita tentang kehidupan presiden kedua pemerintahan Indonesia, Soeharto, yang terhubung dengan para penguasa. Awalnya, kata Mahfud, Soeharto menolak menjadi presiden karena belum mempersiapkan diri menjadi orang nomor satu RI. 

Baca juga: MD Mahfoud Sebut Soal Usulan Pencabutan UU, Prajurit TNI Tak Bisa Berbisnis

Saat itu, Soeharto ingin mendukung presiden pertama RI, Soekarno, untuk melanjutkan jabatannya sebagai perdana menteri.

Singkat kata, Soekarno bisa kembali menjabat dengan satu syarat, yakni mundurnya Partai Komunis Indonesia (PKI).

Akhirnya datanglah utusan ke Bung Karno sambil berkata, ‘Pak, bapak tetap presiden, tapi tolong singkirkan PKI,’ minta tentara membubarkan PKI. (Tapi) Bung Karno tidak mau, (kata Soekarno . ) “Tidak, kalau saya Presiden Soko Guru, saya sudah lama menulis di Nasakom (nasionalis, agama, dan komunis) tentang politik di Indonesia,” kata Mahfud.

Oleh karena itu, Soeharto yang awalnya menolak, ingin menjadi presiden.

Soeharto kemudian menggantikan Soekarno sesuai dengan Perintah Majelis Permusyawaratan Sementara (MPRS) melalui TAP MPR Nomor XXXIII/MPRS/1967.

“TAP MPRS diangkat menjadi presiden tahun 1967, harusnya diganti tahun 1968. Soeharto diangkat menjadi wakil presiden sampai usianya 68 tahun, setelah pemilu. Keinginannya itu dia tidak mau menggantikan,” kata Mahfud.

Diketahui, Soeharto memimpin pemerintahan Indonesia selama lebih dari 30 tahun atau sekitar 32 tahun.

Jadi Mahfoud berpendapat bahwa kekuasaan mempunyai kaitan yang kuat dengan korupsi jika tidak ada batasan atau kendalinya.

“Dalam kekuasaan, kalaupun orangnya baik, kalau sistem pengendalian dan pelarangannya tidak baik, akan ada bandit yang akan berbisik kepada rakyat bahwa “kamu baik, jangan berubah, tapi bayangkan ini negara apa. Dalam kekacauan, setelah pemimpin, mereka terus berbisik-bisik seperti ini, “Bisikannya lari duluan,” kata Mahfud.

Baca Juga: Saat Mahfoud Bilang Dirinya Lebih Pintar dari Prabowo-Gibran…

  Dengarkan berita terkini langsung di ponsel Anda dengan pilihan berita kami. Pilih berita favorit Anda untuk menemukan saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top