Penyebab Penjualan Mobil Masuk Jebakan 1 Juta Unit Selama 10 Tahun

JAKARTA, virprom.com – Pasar kendaraan roda empat atau lebih di Indonesia saat ini sedang mengalami tonggak sejarah satu juta atau tertahan di angka satu juta unit selama sepuluh tahun terakhir.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gakindo), hingga tahun 2023 penjualan mobil tidak pernah melebihi satu juta unit. Penjualan mobil tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebanyak 1.229.811 unit.

Masa inilah yang pertama kali dicanangkan Program Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Terjangkau (KBH2) atau dikenal dengan Low Cost Green Car (LCGC). Segmen ini secara langsung berkontribusi lebih dari 30 persen terhadap penjualan nasional.

Baca juga: Produksi Roda Dua ASEAN Masih Melambat, Indonesia Masih Dominan

Pengamat mobil sekaligus peneliti senior Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (LPEM FEB) Universitas Indonesia, Riyanto menjelaskan, ada beberapa faktor penting yang mendasari kondisi terkait.

Salah satunya pada periode 2013-2022 terjadi puncak harga mobil yang tidak diikuti pertumbuhan pendapatan per kapita. Sehingga masyarakat kesulitan untuk memiliki mobil baru.

“Secara empiris, harga semua jenis kendaraan paling besar pengaruhnya. Berikutnya pendapatan per kapita, bunga kredit, nilai tukar, dan harga BBM,” ujarnya di Jakarta, Selasa (9/7/2024) sore.

Berdasarkan data, pendapatan per kapita dan harga jual mobil tumbuh secara simultan selama periode 2000-2013. Pendapatan masyarakat tumbuh sebesar 28,26 persen dan harga mobil meningkat sebesar 21,23 persen, kata Riyanto.

“Namun pada periode 2013-2022, pendapatan kita setiap tahunnya hanya meningkat sebesar 3,65 persen. Sehingga tidak cukup untuk membeli mobil baru (kenaikan harga mobil semakin besar) dan akhirnya rata-rata penjualan mobil turun sebesar 1,64 persen. persen,” lanjutnya.

Baca juga: Kegunaan Oli Motor yang Penting dan Jarang Diketahui

Ia mencontohkan, Toyota Avanza tipe G tahun 2000 masih dibanderol Rp 102 jutaan. Kemudian meningkat menjadi sekitar Rp 160 juta pada tahun 2013, hingga mencapai Rp 255 juta pada akhir tahun 2023.

Sementara pendapatan masyarakat dalam lima tahun terakhir tidak banyak meningkat, yakni hanya berkisar tiga persen.

“Jadi, sepertinya harga naik signifikan, tapi pendapatan kita (naik) pelan-pelan. Jadi, dari 2013-2015 penjualan mobil bekas terus meningkat,” kata Riyanto.

“Sekarang diperkirakan transaksi mobil bekas mencapai 1,4 juta setahun. Jadi sebenarnya pasar kita sudah dua juta lebih, tapi setengahnya masih di mobil bekas karena selisih harga mobil baru dan mobil bekas yang jauh. pendapatan, katanya. Dengarkan pilihan berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran virprom.com: https://www.whatsapp.com .com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top