Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

JAKARTA, virprom.com – Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto kembali mengatakan, hal-hal terkait sikap politik partainya akan diungkapkan kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Hal itu diungkapkannya saat ditanya apakah benar PDI Perjuangan berpendapat tidak akan ikut serta dalam pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka untuk terpilih menjadi presiden dan wakil presiden jika pemerintahan masih di bawah bayang-bayang Presiden Joko. Widodo (Jokowi).

Soal sikap politik ke depan, baik di dalam pemerintahan maupun di luar pemerintahan, merupakan ranah Ketua Umum PDI Perjuangan yang mendapat amanah dari Kongres, kata Hasto kepada virprom.com, Kamis (2/5/2019). 2024).

Baca Juga: Jokowi Dianggap Tembok Tebal Penghalang PDI-P dari Prabowo, Bantah Gerindra

Hasto memilih tak menjawab tegas apakah Jokowi adalah tembok tebal penghalang PDI Perjuangan membentuk koalisi Prabowo-Gibran.

“Dalam Pasal 15 UU Partai, Ketua Umum dalam menjalankan kepemimpinan berhak menentukan perubahan hakikat politik partai dalam pemerintahan,” kata politikus asal Yogyakarta ini.

Menurut Hasto, Megawati berhak mengubah sikap politik partainya ke depan dengan pertimbangan berbeda.

Salah satu pertimbangannya adalah apakah suatu pemerintahan menerapkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 atau tidak.

“(Hak prerogatif Megawati) akan menentukan perubahan perilaku politik partai jika pemerintah tidak melaksanakan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan program pemerintah yang tidak sejalan dengan Trisakti,” kata Hasto.

Diberitakan sebelumnya, Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menyebut Presiden Jokowi menjadi penghambat PDI Perjuangan berkoalisi di pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto 2024-2029.

Baca juga: Tembok tebal Jokowi menghalangi PDI-P berkoalisi dengan Prabowo

Menurut dia, meski masih berdekatan, PDI Perjuangan akan kesulitan masuk ke dalam pemerintahan Prabowo-Gibran.

Namun, Jokowi adalah tembok tebal yang bisa menghalangi PDI-P untuk berkoalisi dengan Prabowo, kata Adi dalam acara Newsroom Conversation virprom.com, Selasa (30/4/2024).

Adi mengatakan, hubungan elite harus dilihat sebagai peluang bagi PDI-P untuk berkoalisi dengan Prabowo.

Diakuinya, Prabowo tak punya masalah serius dengan Megawati Soekarnoputri.

Namun, menurut Adi, bukan tidak mungkin PDI-P akan mempertimbangkan untuk bergabung dengan Prabowo setelah Prabowo dilantik sebagai presiden.

Sebab, Adi mengatakan kisah asmara dan bulan madu antara Jokowi dan Prabowo bisa berakhir saat serah terima jabatan pada 20 Oktober 2024. Dengarkan berita dan berita pemilu kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top