Respons Presiden dan Wapres soal Desakan Budi Arie Mundur dari Jabatan Menkominfo

JAKARTA, virprom.com – Peretasan Pusat Data Sementara Nasional (PDN) 2 yang baru dibuka pada 20 Juni menyebabkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Ari Setiadi mengundurkan diri.

Diketahui, Budi Ari menjabat Menteri Komunikasi dan Informatika selama hampir satu tahun. Ia dilantik pada 17 Juli 2023.

Salah satunya datang dari Southeast Asia Free Expression Network (Safenet) yang menyerukan pengunduran diri Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Ari.

CEO Safenet Nenden Sekar Arum mengatakan, imbauan tersebut bermotif politik dan bukan karena masa jabatan Budi Ari sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika.

Baca Juga: Media Asing Bongkar Peretas PDN: Budi Ari Panggil Menteri Hadiah

Ia juga mencontohkan sikap pemerintah yang tidak meminta maaf kepada masyarakat atas kelalaian yang dilakukan Haque.

Pasalnya, akibat adanya peretas di pusat data, kerja beberapa layanan pemerintah terganggu.

“Jadi bukan (permintaan maaf) karena netral dalam manajemen. Jadi simbolisnya kita akan mencari tahu siapa yang bertanggung jawab atas masalah PDN ini. Dan kita lihat, ini memang Kementerian Komunikasi dan Informatika. kata Ned dalam diskusi online pada tahun 2024. Pada tanggal 29 Juni, PDN membahas peretasan tersebut. Tanggapan Presiden dan Wakil Presiden

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, semuanya diapresiasi menyikapi seruan agar Budi Ari mundur dari jabatan Menteri Komunikasi dan Informatika.

“Semuanya diapresiasi,” kata Jokowi saat meresmikan pabrik baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan dan fasilitas Green Power PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Indonesia pada 3 Juli 2024 di Karawang.

Jokowi juga memastikan kajian menyeluruh terhadap peretasan sistem pusat data nasional telah dilakukan.

Baca juga: Menanggapi Tuntutan Mundur Menkominfo Budi Ari Jokowi: Ini Diapresiasi

Menurut Kepala Negara, peretasan tersebut perlu segera dicarikan solusinya agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Selain itu, Presiden Jokowi juga menegaskan seluruh data nasional harus dicadangkan.

“Ya, kami mengapresiasi semuanya. Yang terpenting adalah mencari solusi untuk menghindari duplikasi dengan membackup seluruh data nasional kita,” kata Jokowi.

“Jadi kami tidak heran jika terjadi sesuatu,” imbuhnya.

Jokowi kemudian menyatakan penyerangan terhadap PDN juga terjadi di negara lain. Jadi, bukan hanya di Indonesia saja hacker yang menggunakan ransomware.

Baca Juga: Budi Ari Minta Mundur, Proho: Sang Panglima Bisa Kabur?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top