Wacana Diskon PPnBM, Suzuki Sebut Pemberian Insentif Mesti Hati-hati

TANGERang, virprom.com – Penjualan mobil baru tahun ini meleset dari target yang ditetapkan yakni 1,1 juta unit.

Berdasarkan tren penurunan penjualan mobil pada tahun 2024, wacana insentif fiskal diyakini mampu mendongkrak aktivitas industri Tanah Air.

Pada tahun 2021-2022, penjualan mobil diperkirakan akan meningkat karena adanya program pemerintah (PPnBM DTP), yaitu penerapan pajak penjualan atas barang mewah yang didiskon.

Baca juga: Pabrik Thailand Tutup, Suzuki Tambah Model CKD di Indonesia.

Program PPnBM DTP mencatatkan peningkatan kinerja penjualan sebesar 113% pada Maret hingga Desember 2021 dibandingkan tahun sebelumnya.

Sedangkan pada tahun 2022, program tersebut berhasil mengirimkan 95.000 unit pada bulan Januari hingga Mei.

Menanggapi hal tersebut, CEO PT Suzuki Indomobil Motor Minoru Amano mengatakan insentif PPNBM akan berdampak positif tidak hanya bagi APM tetapi juga pemasok.

Baca Juga: Mobil Konvensional Masih Laku, Confero Bersedia Hibrida

Meski begitu, Amano memperingatkan pemerintah untuk lebih berhati-hati dalam memberikan insentif. Karena tidak semua keringanan pajak memberikan manfaat, kata dia, masih ada dampak negatifnya.

Ia menggambarkan situasi krisis ekonomi global pada tahun 2009 yang menurutnya, pemerintah berbagai negara memberikan berbagai insentif untuk mendorong industri otomotif.

“Didorong oleh insentif tersebut, penjualan langsung meningkat secara signifikan. Stok akan segera habis. Namun tak lama setelah itu penjualannya turun lagi. “Kami senang sekali ketika naik,” kata Amano dari Tangerang (18/7/2024).

Baca Juga: Pertahankan Toyota Hilux Rangga, Jadi Kebangkitan Otomotif Indonesia

“Jadi pemberian insentif bisa langsung meningkatkan penjualan, tapi setelah itu pasti turun lagi. Jadi harus hati-hati,” ujarnya.

Amano juga mengatakan industri otomotif berharap pemerintah tidak hanya mampu memberikan solusi untuk mendongkrak penjualan, namun bagaimana kebijakan tersebut dapat menciptakan siklus yang berkelanjutan.

“Jadi pembangunannya stabil dan konsisten. Industri otomotif tidak hanya merakit dan menjual APM, tetapi juga industri suku cadang. “Jadi kami berharap produsen komponen mempunyai kebijakan untuk menambah jumlah pekerjanya,” kata Amano.

“Kami kira pasti akan lebih efektif jika didorong model TKDN yang tinggi. Hal ini nantinya akan memberikan efek bola salju bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, ujarnya. Dengarkan berita langsung dan pembaruan di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda Saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top