Kenali Aneurisma Otak, Masalah Pembuluh Darah yang Picu Stroke

virprom.com – Penyakit serebrovaskular merupakan kelemahan pembuluh darah di otak yang membengkak dan berisi darah. Kondisi ini menyebabkan pembuluh darah membengkak dan akhirnya pecah (pecah).

Ahli saraf dr. Beni Rilianto Sp.N, Subsp. NIOO(K), FINA, M.Epid. mengibaratkan aneurisma otak seperti balon yang mengembang seiring berjalannya waktu hingga mencapai batas tertentu dan akhirnya bisa pecah.

Baca juga: 7 Penyebab Pendarahan Otak, Dari Darah Tinggi Hingga Aneurisma

Faktor risiko aneurisma otak antara lain genetik, tekanan darah tinggi, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, dan kondisi medis tertentu seperti sindrom Ehlers-Danlos.

Wanita juga lebih mungkin mengembangkan aneurisma dibandingkan pria dengan rasio dua banding satu.

Secara umum, aneurisma otak terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu aneurisma pecah (rupturing) dan aneurisma tidak pecah (non-rupturing).

Aneurisma otak yang pecah merupakan kondisi yang serius dan memerlukan perhatian karena dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya, terutama jika pecah.

Benny menjelaskan, risiko terjadinya aneurisma otak adalah dapat menyebabkan tumor subarachnoid atau sejenis stroke. Hal ini sering ditandai dengan sakit kepala parah dan penurunan kesadaran.

Tercatat di RS Maiapada, gejala lainnya antara lain penglihatan ganda, mual, muntah, kesulitan berbicara, kesulitan berjalan, kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh, dan kebingungan.

Seseorang yang memiliki gejala aneurisma otak memerlukan pengobatan segera untuk mencegah kemungkinan kecacatan.

Baca juga: 5 Penyebab Penglihatan Ganda, Mata Kering dan Gagal Otak

 

Sedangkan aneurisma yang tidak pecah umumnya tidak menimbulkan gejala, sehingga sebagian orang memiliki aneurisma di otaknya dan tidak menyadarinya.

“Nah untuk aneurisma yang tidak pecah, pada beberapa kasus tidak ada gejala, jika aneurismanya tidak pecah. Namun, ada beberapa kondisi dimana aneurisma tersebut terdapat di beberapa bagian otak, bisa menimbulkan gejala, karena adanya tekanan. aneurismanya,” kata Benny, saat menulis Antara, Kamis (9 Mei 2024).

“Meski tidak harus parah, namun pada beberapa kasus justru terjadi masalah pada pergerakan mata,” imbuhnya.

Dalam banyak kasus, aneurisma baru terdeteksi melalui perawatan medis, seperti neuroimaging, yang membantu dokter mengidentifikasi risiko dan menentukan langkah pengobatan lebih lanjut. Dengarkan berita terbaru kami dan pilih langsung di ponsel Anda. Pilih saluran baru yang ingin Anda ikuti saluran WhatsApp virprom.com: https://vvv.vhatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top