Megawati: Saya Merasa Sangat Berkecil Hati, Arah Panduan Bangsa Ini Tidak Konseptual

JAKARTA, virprom.com – Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri mengaku patah semangat karena arah negara pasca kemerdekaan tidak ideologis.

Hal itu diungkapkan Megawati saat ditugaskan menyampaikan keynote address pada Konferensi Nasional Buruh Partai Perindo (Mukarnas), Selasa (30/7/2024).

“Setelah kemerdekaan, saya memang merasa sangat patah semangat karena menurut saya arah pembinaan bangsa ini tidak ideologis,” kata Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu seperti dilansir YouTube iNews, Selasa. .

Megawati kemudian menyinggung persoalan kepemimpinan yang dilontarkannya pada 26 Mei 2024 saat menutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-5.

“Nah, mungkin Anda pernah dengar saya bilang, jaman sekarang kalau ada pemimpin seperti itu, bagaimana caranya ‘go-go-go’, kalau terjadi seperti itu. Kalau terjadi seperti itu,” kata Megawati.

Baca Juga: Megawati Rayakan Mukarna Nasional Perindo, Beri Pidato Politik

Padahal, menurut presiden kelima RI ini, para pendiri bangsa berjuang luar biasa untuk memerdekakan Indonesia pada tahun 1945.

“Padahal itu negara yang para pendiri bangsanya ikut berperan, tapi menurut saya otentik banget ya. “Kami tidak mencari atau meminta kebebasan, melainkan melalui perjuangan yang luar biasa,” ujarnya.

Seperti diberitakan, Megawati membandingkan Indonesia dengan China dalam hal kebijakan dan kepemimpinan pemerintahan saat menutup Rakernas ke-5 PDI Perjuangan.

Bahkan, ia menyindir dirinya diminta memproduseri lagu berjudul “Leadership Poco-Poco”. Sebab, menurut Megawati, kepemimpinan di Indonesia dipandang pasang surut seperti menari mengikuti lagu poko-poko.

“Itulah yang saya sebut dengan tarian poco-poco. Tariannya bagus lho poco-poco, saya suka tariannya yang padat dan berirama. Tapi kalau kebijakannya aneh, arah negaranya maju, tapi visi misinya mundur. Siapa yang kalah? “Bangsa kita,” kata Megawati saat itu.

Baca juga: Megawati Umumkan Rekomendasi PDI-P untuk Pilkada di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jakarta dalam waktu dekat

Ia mencontohkan maju dan mundurnya kepemimpinan melalui peristiwa tahun 1965, Daerah Istimewa Jakarta yang menjadi Daerah Istimewa Jakarta, dan pemilihan presiden (Pilpress) tahun 2024.

“Iya kalau bisa, buatkan lagu yang namanya ‘Poko-poko Kebibinan’. Karena mirip poko-poko ya?”

Megawati sebelumnya sempat menyatakan keprihatinannya terhadap pemerintah. Sebab, tidak memiliki pola pertumbuhan jangka panjang dan dinilai tidak berkelanjutan.

Bahkan ia sempat menyebut nama Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPENAS) atau Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Suharzo Monorfa.

Baca juga: Perindo Akan Promosikan Lirik Anees di Pilkada Jakarta

Menurut Megawati, Suharzo sendiri sempat kebingungan saat ditanya mengenai visi jangka panjang negara ke depan yang terangkum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

“Pak Suharzo Bapenas masuk BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) dan saya bingung. (Saya) tanya, “Pak, ide masa depan itu RPJMN”, lho, saya bertanya pada diri sendiri, dan akhirnya dia yang dia jadi bingung “Oh pak, itu orangnya” (itu) kayaknya, entah kenapa (dia seperti itu), katanya.

Oleh karena itu, Megawati mengingatkan, posisi kepemimpinan sangat berbahaya jika berada di tangan orang yang tidak memiliki bakat dan empati.

Baca Juga: Megawati dan Anees Basveden Dikabarkan Akan Hadiri Muqarnas Nasional Perindo Dengarkan berita terhangat dan terhangat kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top