“Refurbishment” Solusi Interim Armada Kapal Selam TNI AL

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia telah melakukan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) melalui program Minimum Required Force (MEF).

Di akhir masa jabatan Presiden Joko Widodo, MEF mencapai 66,29 persen dari target yang ditetapkan TNI Angkatan Laut (TNI AL).

Namun armada yang ada saat ini masih belum cukup untuk melindungi ruang maritim Indonesia yang luas.

Menurut Ketua MPR RI Bambang Susatyu, TNI Angkatan Laut idealnya membutuhkan 182 kapal tempur permukaan, 8 kapal selam, 100 pesawat terbang, dan 978 kendaraan tempur amfibi.

Pada tahun 2023, TNI Angkatan Laut akan terdiri dari 243 kapal perang, termasuk empat kapal selam, tujuh fregat, 25 korvet, sembilan kapal penangkal ranjau, 168 kapal patroli maritim, dan 30 kapal serbu amfibi.

Perkembangan terkini dalam proyek modernisasi angkatan laut Indonesia termasuk proyek fregat Mira Putih yang sedang berlangsung dan rencana untuk memperbarui 41 kapal perang.

Terobosan besar terjadi pada 28 Maret, ketika Indonesia menandatangani perjanjian dengan Naval Group untuk mengakuisisi dua kapal selam.

Kapal selam tersebut akan dibangun di galangan kapal PT PAL Indonesia di Surabaya, Jawa Timur.

Kapal selam senilai US$2,16 miliar ini akan dilengkapi sepenuhnya dengan baterai lithium-ion (LIB), yang menawarkan berbagai keunggulan seperti peningkatan laju pelepasan muatan, waktu pengisian daya yang lebih singkat, dan jangkauan energi yang lebih luas.

Namun pada Seminar dan Pameran Internasional Kapal Selam Masa Depan yang diselenggarakan oleh Klub Kapal Selam Indonesia pada Mei 2024, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KASAL) Laksamana Muhammad Ali mengungkapkan bahwa TNI Angkatan Laut perlu memperoleh kapal selam sementara sambil menunggu penyelesaian. Kapal selam canggih “Scorpion”.

Untuk diketahui, proses pembangunan kapal selam Scorpion Evolved diperkirakan memakan waktu lima hingga tujuh tahun setelah kontrak berlaku.

Oleh karena itu, Laksamana Ali mengatakan pemerintah Indonesia sedang menjajaki opsi pembelian kapal selam sementara.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Angkatan Pertahanan Kementerian Pertahanan RI saat itu, Laksamana Muda Bambang Arwanta mengatakan, TNI Angkatan Laut menawarkan pembelian empat kapal selam.

Rencana tersebut memerlukan pembelian dua kapal selam antara tahun 2025 dan 2029, dan dua lagi dijadwalkan akan dibeli antara tahun 2035 dan 2039.

Laksamana Muda Bambang Arwanta menambahkan keseluruhan usulan tersebut bernilai US$4,7 miliar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top