Tanggapi Pernyataan Maruf Amin, Hasto Kristiyanto: Kita Sudah Tahu Arahnya ke Mana

ENDE, virprom.com – Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Cristianto menilai pernyataan Wakil Presiden Maruf Amin, jika boleh memilih ingin menjadi anak presiden, adalah sebuah masalah.

Namun, Hasto belum mengetahui secara pasti sindiran tersebut ditujukan kepada siapa.

Pertama, dia sepakat agar seluruh masyarakat Indonesia memahami maksud pernyataan Maruf Amin.

Ya, kalau kita sebagai bangsa timur benar-benar memahami pernyataan itu. Ya, kita sudah tahu apa maksud dari pernyataan KH Maruf itu, kata Hasto saat ditemui di rumah Bang Karno di pengasingan, Ende, Nusa Tenggara Timur, Jumat (31/1). 31/2017). 31/). 5/2024)

Baca Juga: Wakil Pimpinan Banka Bercanda: Kalau Boleh Memilih, Saya Ingin Jadi Anak Pimpinan

Politisi asal Yogyakarta itu ditanya apakah ia menyasar orang-orang dekat Maruf Amin.

Jika ditemukan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan orang terdekat Maruf Amin di pemerintahan.

Namun Hasto tak menanggapinya. Ia yakin semua orang paham apa yang dibicarakan Maruf Amin dalam pernyataan tersebut.

“Iya, kita sudah tahu arahnya ke mana,” ucapnya.

Baca juga: Kritik Putusan MA, PDI-P: Harusnya Hasil DPR, Bukan Hakim

Di sisi lain, menurut Hasto, pernyataan Maruf Amin patut dimaknai sebagai kepedulian agar tugas presiden sebagai pemimpin tertinggi tetap dikenang.

Apalagi Presiden yang seharusnya menganut budaya saat ini malah melawan budaya itu, ujarnya.

“Sekarang yang menjadi perhatian kita adalah budaya proses yang seharusnya menjadi fokus para pemimpin tertinggi negeri ini, justru dihindari oleh proses yang tidak menumbuhkan budaya prestasi, budaya kinerja. pungkas Hasto.

Seperti diberitakan sebelumnya, Maruf Amin mengingatkan para peserta Ijtima Ulama bahwa kehendak Allah SWT adalah yang maha esa.

Baca juga: Belajar dari MA dan Mahkamah Konstitusi, Penguasa Terus Menaati Hukum

Atas kehendak Tuhan, makhluk hidup mengikuti jalan hidupnya masing-masing.

Salah satu persoalan yang tidak bisa dinegosiasikan adalah pertanyaan siapa dan di mana manusia akan dilahirkan.

“Kita tidak bisa memilih. Gubernurnya lahir di Aceh, tapi sekarang dia Gubernur Bangka Belitung. Saya tidak bisa memilih apakah dia lahir di Bangka,” kata Maruf dalam pidato Ijtima Ulama di Bahrul. Pondok Pesantren Ulum, Kamis (30/5/2024).

Maruf berseloroh, jika bisa memilih untuk siapa ia dilahirkan, maka ia akan memilih anak presiden.

Baca juga: Putusan MA memperkirakan dinasti politik Jokowi bisa semakin diperkuat

“Kita tidak bisa memilih siapa bapaknya, siapa ibunya. Kalau bisa memilih, saya ingin jadi anak presiden. Tapi saya tidak bisa,” canda Maruf. Dengarkan berita terkini dan cerita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top