Aksi Bakar Diri yang Memicu Revolusi Melati, Robohkan Rezim Tangan Besi Tunisia

virprom.com – Tahun 2010 merupakan tahun yang menentukan bagi Tunisia. Negara sekuler di kawasan Afrika Utara ini terus mengalami krisis dan gejolak politik besar-besaran.

Sebuah gerakan massa yang pada akhirnya mempengaruhi masa depan negara menggulingkan pemerintahan otoriter di Tunisia.

Peristiwa bersejarah tersebut dinamakan Revolusi Melati yang akhirnya berujung pada fenomena Arab Spring di Timur Tengah, dimana gelombang revolusi yang menuntut demokratisasi semakin intensif.

Baca Juga: Brasil Minta Maaf Atas Penganiayaan 1964-1985 pada masa kediktatoran, Revolusi Melati menggulingkan tangan besi

Pemerintahan Zainal Abidine Ben Ali di Tunisia selama lebih dari 20 tahun telah menimbulkan berbagai permasalahan.

Masalah ini akhirnya terungkap dan berujung pada pecahnya Revolusi Melati.

Ketimpangan sosial dan pengangguran semakin meningkat. Korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat dan keluarga rezim diungkap tanpa malu-malu.

Rezim Zainal Abidin Ben Ali di Tunisia juga memerintah secara otoriter dan banyak melakukan pelanggaran HAM.

Rakyat Tunisia ingin membangun sistem pemerintahan yang demokratis.

Segala sesuatu yang menghambat Anda harus jatuh. Apa pun yang mengancam kebebasan harus ditentang.

Baca juga: Putin: Kelompok Radikal dan Rezim Neo-Nazi di Balik Konser Moskow, Penembakan Picu Revolusi Melati

Dalam History of the Middle East karya Isawati Jilid 2 (2013), Revolusi Melati diawali dengan aksi bakar diri seorang pemuda Tunisia bernama Muhammad Bouzizi.

Aksi tersebut merupakan wujud keputusasaan Bouzizi atas sikap opresif dan ketidakadilan rezim Zainal Abidin Ben Ali.

Bakar diri Bouzizi menyulut semangat perlawanan Tunisia terhadap rezim Zainal Abidine Ben Ali.

Pada tahun 2010 Di penghujung tahun, banyak terjadi demonstrasi masyarakat yang menuntut mundurnya rezim Zainal Abidine Ben Ali.

Bahkan, pejabat Tunisia dan militer juga melakukan protes terhadap Zainal Abidin Ben Ali.

Dalam Agama dan Demokrasi: Munculnya Kekuatan Politik Islam di Tunisia, Mesir dan Libya (2014), Muhammad Fakhra Ghafur menjelaskan Zainal Abidin Ben Ali dan keluarganya berimigrasi ke Arab Saudi pada tahun 2011. pada akhir bulan Januari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top