“Jokowi dengan PDI-P Saja Bisa Pisah, Apalagi Cuma dengan Prabowo”

JAKARTA, virprom.com – Hubungan harmonis antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden baru terpilih Prabowo Subianto diyakini menjadi salah satu faktor yang memudahkan transisi pemerintahan.

Namun hal tersebut tidak menjamin hubungan Jokowi dan Prabowo akan harmonis selama 5 tahun ke depan karena masing-masing pihak mempunyai kepentingan politik.

“Dalam politik, kita tidak pernah bisa menjamin bagaimana harmonisasi dan keakraban antara Jokowi dan Prabowo akan terus berlanjut,” kata Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno dalam Obrolan YouTube Newsroom virprom.com, Senin (19/08/2024).

Kita juga tidak bisa membayangkan bagaimana hubungan Pak Jokowi dan Pak Prabowo akan erat selamanya, lanjutnya.

Baca juga: Pengamat Yakin Peralihan Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo Akan Lancar

Andy mencontohkan renggangnya hubungan antara Jokowi dan PDI Perjuangan yang sudah terjalin bertahun-tahun akibat perbedaan pandangan politik menjelang Pilpres 2024.

Situasi serupa, lanjut Adi, juga bisa saja terjadi antara hubungan Jokowi dan Prabowo saat dirinya resmi menjabat sebagai presiden.

“Jokowi dan tim bisa jalan masing-masing, apalagi yang mungkin seumuran jagung hanya Prabowo dan Jokowi. “Ini impor politik, mungkin titik temunya karena Pilpres 2024,” kata Andy.

Menurut Adi, keretakan ini kemungkinan besar terjadi jika mereka mempertahankan kepentingan politik masing-masing. Keadaan ini juga berpotensi menimbulkan kisruh pada kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca juga: Media Asing Sebut Perombakan Kabinet Jokowi Dikendalikan Orang Dekat Prabowo

Sebab, kata Andy, orang-orang yang masuk ke kabinet Prabowo-Gibran ke depan cenderung dipersiapkan oleh kepemimpinan Jokowi.

“Jika kepentingan politik bersama mereka dihalangi, tidak diselesaikan, kemungkinan besar hubungan keduanya tidak lagi bersahabat dan mengarah pada dinamika koalisi internal. “Dan hal ini juga menimbulkan tarik-menarik antara kepentingan presiden dan wakil presiden,” kata Andy.

“Ini akan berdampak signifikan pada reshuffle kabinet,” lanjutnya.

Adi sebelumnya menjelaskan, perombakan kabinet baru yang dilakukan Jokowi juga merupakan upaya untuk mempelai pembantu Prabowo-Gibran.

Baca juga: Kekuasaan Prabowo di Kabinet Memanjang Pasca Reshuffle

Ia mencontohkan Rosan Perkasa Roeslani yang menjabat Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Setelah itu, Bahlil Lahadalia diangkat menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Tentu kami berharap Pak Bahlil tetap menjabat Menteri ESDM untuk beberapa waktu ke depan, kata Andy.

“Termasuk misalnya wakil menteri yang dilantik dan ketua serikat pekerja, ada juga orang yang cukup dekat dengan Prabowo dan Pak Jokowi,” lanjutnya. Dengarkan berita dan kumpulan berita langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp Compass.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top