Menanti Langkah PDI-P Usai 2 Menterinya Dicopot oleh Jokowi…

JAKARTA, virprom.com – Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan ada dua hal yang muncul dari reshuffle atau perombakan kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dua bulan sebelum pengunduran dirinya.

Pertama, ada nuansa politik, karena Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) yang sebelumnya dijabat Yasonna Laoly digantikan oleh Andi Agtas.

Ia kemudian menggantikan Menteri Energi, Sumber Daya, dan Mineral (ESDM) Arifin Tasrief dengan Bahlil Lahadalia.

Yasonna dan Arifin Tasrief diketahui merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Sedangkan Supratman merupakan kader Partai Gerindra dan Bahlil merupakan kader Partai Golkar.

Baca juga: Yasonna dicopot, PDI-P kaget dengan Reshuffle Kabinet Jokowi dua bulan lalu

Selain dua menteri PDI-P tersebut, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Abdullah Azwar Anas, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga, Menteri. Kolaborator dan UMKM Teten Masduki keluar secara sukarela.

“Selain menterinya yang diganti lagi, sistem politiknya juga diperkuat. Menteri PDIP digantikan menteri Gerindra dan Golkar,” kata Agung kepada virprom.com, Senin (19/8/2024).

Lalu, kata Agung, sistem teknokratisnya muncul dari sisi kepala badan. Pasalnya, pimpinan lembaga yang sudah mapan adalah orang-orang yang memiliki rekam jejak yang baik. Perhatikan jalur PDI Perjuangan

Terkait reshuffle, Agung juga menyoroti upaya mengeluarkan PDI Perjuangan dari kabinet Indonesia Maju karena berselisih dengan Pemerintahan Presiden Jokowi.

Tentu saja (mengganti PDI-P). Karena PDI-P memilih tidak setuju dengan pemerintahan Presiden Jokowi, katanya.

Baca juga: Politisi Gerindra Supratman Andi Agtas menunjuk Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menggantikan Yasonna Laoly.

Oleh karena itu, menurut Agung, republik semakin panas pasca reshuffle. Jalur PDI-P juga masih tertunda. apakah Anda masih berani kritis atau mengamankan posisi Anda?

“Satu hal yang kita tunggu adalah pertanyaan mendasar pasca reshuffle. Bagaimana tanggapan PDI-P?”

Hubungan PDI Perjuangan dan Jokowi diketahui renggang sejak Gibran Rakabuming Raka mencalonkan diri sebagai calon presiden (co-presiden) mendampingi Prabowo Subianto pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Putra sulung Jokowi ini diusung oleh Partai Golkar dan terakhir oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM). Bahkan, hal itu diberitakan di kotak PDI-P.

Di sisi lain, PDI-P dikenal sebagai duet Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang unggul pada Pilpres 2024.

Bahkan, Presiden Jokowi hadir saat Ganjar Pranowo dicalonkan PDI Perjuangan sebagai calon presiden (kambing) di Istana Batutuli, Bogor, Jawa Barat (Jabar), pada 21 April 2024.

Baca juga: Yasonna Sebut Jokowi Tak Jelaskan Alasan Pemecatannya Sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top