Presiden Jokowi Tanya ke Menkes, Kenapa Harga Obat Mahal tapi Industri Farmasi Tak Maju-maju

Jakarta, virprom.com – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, Presiden Joko Widodo sempat mempertanyakan mengapa harga obat dan alat kesehatan di dalam negeri lebih mahal, padahal industri farmasi tidak mengalami kemajuan.

Faktanya, harga obat yang lebih tinggi seharusnya meningkatkan pendapatan industri farmasi.

“Beliau (Presiden Jokowi) ingin harga alat dan obat kesehatan sama dengan negara tetangga. Kita punya harga alat kesehatan dan obat yang mahal. Mengapa harga obat dan alat kesehatan dokter begitu tinggi? Yang kedua, mengapa industri maju? Tidak melakukan,” kata Budi usai bertemu Presiden Jokowi di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (02/07/2024).

Baca juga: Jokowi Minta Menkes Cari Formulasi Harga Obat dan Alkes yang Lebih Murah, Tunggu 2 Minggu

Jadi, jawab Budi, kemungkinan permasalahan tersebut disebabkan oleh ketidakefisienan jalur perdagangan dan tata kelola sehingga kenaikan harga tidak beralasan.

Lagi-lagi karena kebijakan fiskal tidak berpihak pada industri nasional.

Budi kemudian mencontohkan: Pemerintah tidak mengenakan bea masuk atas impor produk jadi alat kesehatan seperti USG, namun mengenakan bea masuk sebesar 15 persen jika mengimpor bahan baku untuk dirakit di dalam negeri.

Lebih lanjut dikatakannya, kebijakan fiskal harus dibuat lebih efisien dan sederhana, namun tanpa mengubah pendapatan pemerintah.

“Ini inkonsistensi. Di satu sisi kita ingin mendorong industri ini berproduksi di dalam negeri, tapi di sisi lain insentif atau dukungan insentif tidak linear (garis lurus),” jelas Budi.

Baca juga: Angka Kemiskinan Hanya Turun 2,22 Persen di Masa Jokowi, Menkeu Segan Jawab

Untuk menyikapi permasalahan tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Dalam dua minggu ke depan, ia akan memberi pengarahan kepada Presiden mengenai formulasi untuk menurunkan harga obat-obatan dan peralatan medis secara signifikan di dalam negeri.

Misalnya, kata dia, ketika Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana menggelar laboratorium kateterisasi pada pelayanan kesehatan di seluruh kabupaten/kota, maka insentif bea masuk akan diberikan kepada pabrik yang mengimpor bahan baku obat dan alat kesehatan.

“Kalau bisa, pabrik-pabrik GE atau China Cath Lab bisa masuk. Bagaimana kita memberikan insentif agar pabrik-pabrik ini bisa masuk karena pemerintah punya rencana pengadaannya? Ini koordinasi yang diberikan Presiden kepada kita. Kita perlu melakukan upaya.” pesan, Pak Luhut akan berada di sana selama dua minggu,” jelasnya. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda: https://www.whatsapp.com/channel/ 0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top