Perawat Gaza Sedih, Serangan Israel Tewaskan Keluarganya Termasuk Anak Kembar 4

GAZA, virprom.com – Seorang perawat yang bekerja di rumah sakit Eropa di Gaza mengatakan istri dan enam anaknya tewas dalam serangan udara Israel.

Menurut Ashraf El Attar, di antara enam anak yang tewas adalah anak kembar empat.

“Seluruh keluarga saya hancur dalam sekejap dan saya tidak punya apa-apa,” kata Ashraf El Attar seperti dikutip BBC, Rabu (21/08/2024).

Baca Juga: Biden Telepon Netanyahu, Tekankan Pentingnya Gencatan Senjata di Gaza

Dikatakan bahwa rumah keluarganya di Deir al-Balah diserang pada Minggu dini hari. Dia selamat dengan luka ringan.

Israel tidak mengomentari serangan spesifik tersebut, namun mengatakan pasukannya beroperasi di kota tersebut. Israel mengklaim pihaknya hanya menyerang anggota kelompok bersenjata.

Istri El Attar, Hala Khatab, seorang guru, dan keenam anaknya tewas dalam serangan itu.

Terdiri dari seorang anak laki-laki berusia 15 tahun, seorang anak perempuan berusia satu tahun dan anak kembar empat mereka yang berusia 10 tahun.

Berbicara kepada podcast Gaza Today dari BBC Arab, perawat tersebut mengatakan bahwa dia sedang bersiap-siap untuk bekerja sekitar pukul 6 pagi ketika serangan terjadi ketika dia “mendengar suara alarm dan tiba-tiba kehilangan kesadaran”.

Saat sadar kembali, El Attar mengaku merasakan sakit yang luar biasa dan rumahnya “hancur”.

Baca juga: Blinken: Israel Terima Usulan Gaza dan Minta Hamas Lakukan Hal yang Sama

Seluruh dinding luar blok mereka hancur. “Saya putus asa menelepon anak-anak dan istri saya, tapi sudah terlambat,” katanya.

“Enam anak saya, termasuk empat anak kembar, dan istri saya tewas seketika dalam serangan itu,” tambahnya.

Ibu El Attar mengaku tidak mengerti mengapa rumah mereka diserang.

“Anak saya Ashraf bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit Eropa tempat dia membantu pasien. Kami tidak memiliki ikatan dengan organisasi mana pun,” katanya.

Faktanya, pasangan ini sangat kesulitan membesarkan anak-anak mereka, terutama si kembar empat.

Saudari tersebut mengatakan bahwa dia terpaksa menerima kehidupan yang bisa mereka jalani bersama keluarga mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top