Eks Menkeu Heran Indonesia Presidensial, tapi Ada Koalisi dan Oposisi

Jakarta, virprom.com – Mantan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengaku terkejut dengan penerapan sistem pemerintahan di Indonesia.

Menurut Bambang, Indonesia menganut sistem presidensial, namun merasa menganut sistem parlementer.

“Saya punya tiga menteri berbeda. Itu presiden, tapi saya dengar parlemen,” kata Bambang kepada Habibie Institute tentang Peta Pembangunan Indonesia dan Tantangan Pasca Pemilu 2024. Jakarta 7/2024).

Baca juga: CEK FAKTA: Benarkah Tidak Ada Persatuan dan Pertentangan dalam Sistem Kepemimpinan Indonesia?

Lebih lanjut, Bambang menjelaskan adanya kata kerjasama dan oposisi dalam pemerintahan di Tanah Air.

Sebagian besar negara yang beraliansi dengan oposisi adalah Inggris. Menurut Bambang, mengikuti sistem parlementer seperti Australia dan Jerman.

“Iya, saya bukan ahli politik. Tapi ini sistem presidensial, tapi ada koalisinya. Yang saya tahu itu koalisi parlementer di Inggris. Parlemen Jerman dan Parlemen Australia. Mengapa ini terjadi di Indonesia? ?” mendengarnya.

Tak hanya itu, mantan Menteri Riset dan Teknologi ini menilai sistem presidensial di Indonesia memiliki keunikan.

Sebab dalam pemilihan umum (pemilu), pihak yang menang seringkali merangkul pihak yang gagal.

Faktanya, Bambang tidak demikian halnya dengan Amerika Serikat yang menganut sistem pemerintahan parlementer yang jelas.

“Itu tidak terjadi di Amerika. Kalau (Partai) Demokrat kalah, tidak apa-apa. (Partai) Demokrat tetap keluar dari oposisi. Kalau Partai Republik (Jam’ (partai) kalah, maka Partai Republik yang menjadi oposisi, katanya.

Baca juga: Keputusan Jokowi Menjadi Ketua Koalisi Bukan Cacat dan Bukan Sistem Presidensial, Kata Pakar.

Ia pun sempat menceritakan kejadian yang menimpa DPR RI.

“Misalnya waktu itu ada 9 kelompok, jadi tidak perlu mayoritas. Tapi kalau aliansinya kuat, maka tidak ada masalah,” ujarnya.

Menteri Perencanaan Nasional RI periode 2016-2019 ini mengaku kerap ditanyai oleh anggota DPR meski berasal dari koalisi penguasa.

Tak hanya itu, saat menjadi menteri saya merasa aneh karena harus seperti politisi.

Faktanya, Bambang bukan berasal dari menteri independen atau partai politik (parpol).

Katanya, sebenarnya seperti kerja sama, tapi kalau ada pembahasan khusus bisa berbeda pendapat kalau tidak setuju. Jadi saya berusaha lebih keras lagi,” kata Bambang. Dengarkan berita utama dan pilihan berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk bergabung dengan saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top