Kemenkes Imbau Ibu Sering Menyusui Bayinya agar ASI Keluar Banyak

virprom.com – Menyusui merupakan momen yang dinanti-nantikan sebagian besar wanita setelah melahirkan.

Meski demikian, seringkali ibu menghadapi kendala atau tantangan dalam proses menyusui seperti ASI tidak keluar, seret, rasa ASI kurang, dan puting perih.

Dalam situasi ini, sebagian ibu akhirnya memilih untuk memberikan produk pengganti ASI, seperti susu formula (susu formula).

Padahal, pemberian ASI hanya boleh dilakukan bila ada tanda-tanda medis setelah ibu dan bayinya diperiksa oleh dokter yang kompeten.

Baca juga: 5 Rekomendasi WHO untuk Pekan ASI Sedunia 2024 Lalu bagaimana caranya agar ASI bisa banyak?

Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan Dr. Dear Daisy, mengatakan produksi ASI dipengaruhi oleh hisapan bayi saat menyusu.

Menurut Lovely Daisy, semakin sering bayi menyusu dengan cara yang benar, maka produksi ASI akan semakin banyak.

Oleh karena itu, Lovely Daisy mewakili Kementerian Kesehatan mengimbau para ibu untuk rutin menyusui bayinya agar ASI yang keluar banyak.

Tentunya ibu perlu melatih teknik menyusui yang benar dengan cara memasang dan memposisikan ibu dan bayi dengan benar.

Lovely menjelaskan, indikator proses menyusui yang efektif antara lain adalah posisi ibu dan bayi yang benar, perlekatan bayi yang benar, dan efektivitas isapan bayi pada payudara.

Teknik menyusui yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai masalah seperti puting lecet dan ASI yang keluar tidak maksimal.

Baca Juga: Apakah Daun Kelor Bisa Meningkatkan ASI? Berikut penjelasannya…

Akibatnya bisa mempengaruhi produksi ASI, sehingga bayi bisa jadi enggan menyusu. Hal ini menyebabkan kebutuhan nutrisi bayi tidak tercukupi.

Untuk menyusui dengan baik, ibu dapat menghubungi konsultan laktasi di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat atau mendapatkan telekonseling laktasi jika ibu ragu atau mengalami kendala dalam menyusui, kata Daisy, seperti ditulis Antara, Sabtu (17/8/2024). . ) ).

Lovely juga menjelaskan efek pemberian produk selain ASI seperti susu formula dapat menghambat produksi ASI karena bayi akan kenyang dan jarang menyusu.

“Dampak lain yang dapat terjadi adalah peningkatan risiko penyakit pada bayi, akibat kurangnya zat kekebalan tubuh yang hanya terdapat pada ASI,”

Mengurangi intensitas menyusui secara langsung juga dapat mempengaruhi kedekatan (bond) ibu dan bayi yang terjalin selama proses menyusui, ujarnya.

Baca juga: Apakah ASI Eksklusif Harus Bertahan 6 Bulan? Berikut penjelasannya…

Lebih lanjut Daisy menjelaskan, ASI ada beberapa jenis. ASI yang keluar beberapa hari setelah kelahiran disebut kolostrum.

Volume ASI kolostrum cenderung kecil yaitu sekitar 5-7 ml. Hal inilah yang sering disalahartikan sebagai ASI yang lambat atau tidak mengalir.

Faktanya, ASI kolostrum akan berubah menjadi ASI peralihan, kemudian ASI matur. Perubahan ini juga akan dibarengi dengan peningkatan jumlah ASI. Dengarkan berita terkini dan pilihan berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top