Bertemu Petinggi Gerindra, Keluarga Korban Penculikan ’98: Kami Dijebak

JAKARTA, virprom.com – Keluarga aktivis penculikan tahun 1998 menegaskan, pertemuan dengan petinggi Gerindra pada Minggu (8/4/2024) tidak bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi atau bertukar pikiran.

Adik Wiji Thukul, Wahyu Susilo, mengatakan pertemuan itu merupakan jebakan bagi keluarga korban dan aktivis.

Pihak-pihak yang hadir tidak diberitahu mengenai agenda rapat yang sedang berlangsung.

Dan yang paling mengagetkan adalah mereka berpura-pura menjadi pertemuan keluarga korban tanpa memberitahukan tujuan sebenarnya, kata Wahyu di Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024).

Baca Juga: Pengurus Gerindra Temui 14 Keluarga 98 Aktivis dan Korban, Dasco: Perkuat Ikatan Persaudaraan

Namun, Wahyu mengatakan keluarga aktivis dan korban 1998 belum bertemu dengan Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (Ikohi) yang kerap memulai program reunifikasi.

Keluarga aktivis dan korban bertemu dengan Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman.

“Jadi menurut saya itu jelas jebakan. “Foto-foto itu juga menjadi bukti adanya jebakan karena saat itu dilakukan doxing,” jelas Wahyu.

Selain itu, Wahyu menduga agenda tersebut sengaja ditutup-tutupi sejak awal. Pasalnya, tidak semua anggota keluarga mendapat informasi.

“Iya, menurut saya kalau kita lihat jalan dari informasi yang kita dapat, jelas itu rencana yang buruk,” kata Wahyu.

“Ada upaya untuk menyembunyikan pertemuan ini dari teman-teman yang selama ini memperjuangkan hak-hak korban,” lanjut Wahyu.

Baca Juga: 26 Tahun Perubahan, 98 Aktivis Pamer Tonggak Sejarah dan Nama Korban Pelanggaran HAM.

virprom.com/Aktivis Tria Sutrisna Wiji Thukul Wahyu Susilo (kiri) dan putra Yadin Muhidin, Novridaniar Dinis (tengah) dan rekannya (kanan) saat jumpa pers di Jakarta Selatan, Rabu (09/07/2024).

Pernyataan Wahyu dibenarkan Novridaniar Dinis, anak kandung korban tahun 1998 Yadin Muhidin. Ia mengaku belum mendapat informasi sama sekali mengenai pertemuan tersebut.

“Saya tidak tahu kalau ada pertemuan keluarga 98 korban. Saya tidak tahu kejadiannya di mana dan saya tidak diundang sama sekali,” jelas Dinis.

Bahkan, Dinis mengaku baru mengetahui informasi tersebut setelah pertemuan tersebut berlangsung dan santer diberitakan di media.

Dinis pun mendengar dari sana bahwa adiknya diundang.

“Jadi saya juga tidak tahu bagaimana dia mendapat undangan tersebut. Dan sebenarnya saya baru mengetahuinya dari pemberitaan yang banyak dimuat di banyak media pada hari Senin itu. Jadi saya tanpa sepengetahuan tante saya,” kata Dinis. .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top