Kolonialisme Modern dalam Wujud Korupsi: Siapa yang Dijajah?

MENDENGAR kata kolonialisme mengingatkan kita pada masa dimana Indonesia ditindas dengan berbagai cara.

Selain itu, eksploitasi hasil alam juga dilakukan dan warga sekitar terpaksa bekerja di sawah dengan sistem tanam paksa (cultuurstelsel).

Saat itu, penjajah memaksa masyarakat bercocok tanam untuk diekspor, seperti kopi, gula, dan nila, sedangkan mereka sendiri menderita kelaparan dan kemiskinan, karena tidak cukup menanam pangan untuk kebutuhannya.

Selain eksploitasi ekonomi, kolonialisme juga memberikan dampak sosial dan budaya yang kuat.

Sifat masyarakat yang feodal diperkuat dengan kebijakan kolonial, dimana kelompok elit seringkali dijadikan alat untuk menjaga ketertiban dan melayani kepentingan kolonial.

Selama ini, pendidikan dan akses terhadap pengetahuan modern sengaja dibatasi oleh penguasa kolonial agar masyarakat Indonesia tetap terbelakang dan mudah dikendalikan.

Hingga saat ini, jejak kolonialisme masih terlihat pada aspek sosial, ekonomi, dan budaya Indonesia.

Sejarah kolonialisme yang panjang telah melahirkan karakter bangsa Indonesia yang kuat, yang diwariskan dari generasi ke generasi dengan semangat perlawanan dan persatuan.

Kolonialisme berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya menjaga kedaulatan dan keadilan sosial dalam menghadapi tantangan global yang semakin besar.

Sejak kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa ini telah mengalami perubahan yang signifikan baik dari segi ekonomi, sosial, politik, pendidikan dan lainnya.

Perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah bermuara pada tujuan bersama bangsa Indonesia yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.

Cita-cita bangsa Indonesia telah tertanam kuat dalam jiwa dan raga bangsa sejak perjuangan kemerdekaan dan menjadi pedoman dalam perjalanan panjang membangun negara yang mandiri, bersatu, mandiri, adil dan makmur.

Padahal, perjalanan bangsa Indonesia pada masa reformasi dan pasca reformasi telah menjadi babak penting dalam sejarah bangsa yang penuh dengan semangat perubahan, pembaharuan dan harapan masa depan yang lebih baik.

Faktanya, gelombang protes, resesi ekonomi, dan tekanan sosial yang terus-menerus menyebabkan perubahan radikal yang mengakhiri kediktatoran dan membuka jalan bagi era demokrasi baru.

Namun cara perubahan tersebut bukannya tanpa hambatan. Ketidakstabilan politik, perselisihan sosial, korupsi seperti kolonialisme modern, lemahnya penegakan hukum dan tantangan membangun kembali perekonomian yang tertekan adalah bagian dari perjalanan bangsa ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top