Survei 49 Persen Warga Jakarta Menolak Pembatasan Usia Kendaraan

JAKARTA, virprom.com – Perdebatan mengenai penerapan batasan usia kendaraan bermotor di Kawasan Khusus Jakarta (DKJ) masih menjadi perbincangan hangat. Ingatlah bahwa pendekatan ini mempunyai dampak jangka panjang terhadap masyarakat.

Dilihat dari berbagai faktor, 49,2 persen warga Jakarta tidak setuju dengan pembatasan kendaraan. Alasan utamanya adalah tidak semua orang mampu membeli mobil atau motor baru.

Demikian hasil survei Kedai KOPI terhadap 445 responden pada 11-14 Juni 2024. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah Computer-Assisted Self-Interview (CASI).

Baca Juga: Pemerintah tak memberikan indikasi subsidi harga BBM

Berdasarkan temuan kami, 49,2 persen responden menyatakan tidak setuju dengan adanya peraturan pembatasan usia dan kepemilikan kendaraan bermotor, kata Ibnu Dwi, Direktur Riset dan Komunikasi Kedai KOPI. kata Kahyo dalam keterangannya, Kamis (27/6/2024).

Indikator ini lebih tinggi dibandingkan penduduk setuju sebesar 40,2 persen. Sisanya sebesar 10,6 persen menyatakan tidak mengetahui kebijakan tersebut, lanjutnya.

Menurutnya, dari generasi responden

Sebanyak 54,7 persen masyarakat tidak setuju dengan alasan bahwa kondisi perekonomian masyarakat saat ini masih sulit jika mobil baru harus dibeli secara rutin, yakni setiap 10 tahun sekali.

Faktor terbesar kedua adalah masyarakat ingin pemerintah fokus pada kesesuaian kendaraan dibandingkan usia kendaraan (23,3 persen).

“Ketimpangan akses transportasi umum menjadi alasan terbesar ketiga (13,2%),” kata Ibnu.

Baca Juga: Nasib Aleix Espargaro Usai Umumkan Pensiun dari MotoGP

Selain itu, kata dia, warga Jabodebek mengetahui dan merasakan bahaya kemacetan di Jakarta.

Selain kemacetan lalu lintas, polusi udara adalah salah satu faktor terbesar di balik penuaan populasi dan pola kepemilikan mobil di Jakarta.

“Kemacetan dan polusi udara menjadi dua faktor terbesar yang dipertimbangkan responden kami, disusul pembatasan usia di Jakarta dan kepemilikan mobil masing-masing sebesar 44,7 dan 26,8 persen yang mengarah pada persetujuan,” ujarnya.

Jika kebijakan tersebut benar-benar diterapkan oleh pemerintah DKJ, maka 82,2 persen responden menyatakan akan menggunakan transportasi umum dan 35,3 persen akan menggunakan transportasi alternatif.

“Kemudian 22,2 persen memilih jalan kaki, dan ada juga yang berpindah pekerjaan agar lebih dekat, namun ini hanya 0,7 persen,” tutupnya. Pilih saluran favorit Anda Akses Berita virprom.com Saluran WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top