virprom.com – Masalah keterbatasan daya menjadi kendala di semua drone komersial. Waktu penerbangan ditentukan oleh daya yang dapat disimpan dalam baterai, dan waktu tersebut biasanya tidak terlalu lama.
Berbeda dengan drone kecil bernama “CoulombFly” yang dikembangkan oleh tim peneliti dari Universitas Beihang di China. Dengan berat hanya sekitar 4 gram, drone ultraringan ini ditenagai oleh panel surya yang mengirimkan listrik bertegangan tinggi ke motor elektrostatis.
Baca Juga: DJI Mini 4K Resmi, Palm Drone Bisa Rekam Video 4K
Motor elektrostatik ini memiliki mekanisme kerja yang unik dan berbeda dengan motor elektromagnetik pada kendaraan listrik, quadcopter atau kendaraan listrik lainnya pada umumnya. Penggunaan tegangan tinggi
Dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Nature, para peneliti menjelaskan bahwa panel surya pada CoulombFly menghasilkan daya DC tegangan rendah (4,5 V) yang diubah menjadi daya DC tegangan tinggi (9 V) melalui konverter daya tegangan tinggi ( rangkaian HVPC). ).
Listrik tegangan tinggi kemudian dikirim ke rangkaian pelat elektroda dari motor elektrostatis yang disusun melingkar dan dihubungkan ke rotor sepanjang 10 cm.
Medan listrik tegangan tinggi kemudian tercipta dan mendorong pelat, sehingga memutar rotor.
Ini adalah rotor berbilah tunggal yang membuat drone terbang seperti helikopter kecil. Bobot drone bisa ditekan karena terbuat dari lembaran serat karbon sangat tipis yang dilapisi aluminium foil.
Penggunaan tegangan tinggi sebenarnya memiliki kelebihan tersendiri karena dapat mengurangi arus sehingga meminimalkan kehilangan energi berupa panas.
Baca juga: Ayah dan Anak Pecahkan Rekor Drone Tercepat dengan Kecepatan 480 Km per Jam
“Arus listrik sangat rendah untuk daya keluaran yang sama, sehingga motor hampir tidak menghasilkan panas,” kata Mingjing Chi dari tim peneliti Universitas Beihang.
“Efisiensi tinggi dan konsumsi energi rendah pada motor akan memungkinkan kita menjalankan drone dengan panel surya yang sangat kecil,” kata Qi, seperti dihimpun KompasTekno dari New Scientist, Sabtu (27/7/2024).
Tim peneliti dari Universitas Beihang untuk pertama kalinya berhasil membuat drone kecil (micro aerial MAV) yang dapat terbang dengan energi matahari. Sebelumnya, pekerjaan ini hanya bisa dilakukan dengan drone berukuran besar.
Menurut Interesting Engineering, MAV biasanya memiliki waktu terbang yang sangat terbatas, terutama yang berbobot kurang dari 10 gram. Waktu penerbangan bisa kurang dari 10 menit atau kurang.
Salah satu solusi yang mungkin untuk masalah ini adalah energi surya. Namun karena penggunaan metode propulsi konvensional dengan efisiensi pengangkatan yang rendah, penelitian sebelumnya belum mampu mencapai penerbangan berkelanjutan dengan mengandalkan sinar matahari sepenuhnya.
Sebaliknya, UAV CoulombFly memiliki efisiensi angkat sebesar 7,6 g/W dan hanya membutuhkan sekitar 0,5 W untuk terbang dengan berat sekitar 4 g.
Baca juga: Sejarah DJI, Penguasa Pasar Drone yang Berawal dari Kos-kosan
Saat CoulombFly diuji, ia langsung lepas landas dalam waktu 1 detik begitu panel suryanya menerima sinar matahari. Para peneliti yang menciptakan drone tersebut mengklaim mampu terbang terus menerus selama 1 jam dengan ketinggian 1 cm sambil membawa muatan hingga 2 gram.
Setelah 1 jam, penerbangan UAV dihentikan karena kerusakan mekanis. Namun, Mingjing Chi mengatakan bahwa kelemahan ini nantinya bisa diperbaiki. Para peneliti juga mengembangkan sumber energi alternatif dengan menggunakan sinyal radio.
Versi masa depan dari drone kecil bertenaga surya ini dikatakan mampu terbang “selamanya” menggunakan energi matahari di siang hari dan ditenagai oleh sinyal radio seperti 4G dan WiFi dalam kegelapan.
Dengarkan berita terkini dan pilihan berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.