Pakar Sebut Gejala ‘Angin Duduk’ Bisa Menyerupai Sakit Maag

virprom.com – Dokter Jantung, Dr. Bobby Arfhan Anwar, SpJP (K), mengatakan gejala angin sitz mirip dengan sakit maag, sehingga masyarakat perlu waspada.

Angina pectoris disebut “angin duduk” dalam jargon medis. Ini adalah nyeri dada akibat penyakit jantung koroner.

“(Orang awam) sering menyebut penyakit jantung koroner dengan istilah ‘sitzwind’, padahal banyak pemahaman yang salah,” kata Bobby kepada virprom.com, Jumat (9/7/2024) tentang “sitzwind”.

Baca Juga: Viral Sopir Taksi Curiga Perut Kembung Sambil Duduk, Kata Dokter Ini Cara Pertolongan Pertama…

Dijelaskannya, angina merupakan sebutan untuk gejala nyeri dada yang disebabkan oleh penyakit arteri koroner, yaitu penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah jantung akibat plak aterosklerotik.

Hal ini menghambat aliran darah dan oksigen ke jantung, menyebabkan serangan jantung.

“Saat aliran darah ke jantung terganggu, pasien mengeluh nyeri di dada kiri atau tengah, terkadang disertai keringat dingin, mual, dan muntah,” ujarnya.

Namun, menurut Bobby, kondisi yang sering disebut masyarakat umum sebagai “angin duduk” ini sering dianggap sebagai akibat dari sakit maag biasa.

Tentu saja, jika gejalanya menetap lebih dari 20 menit dan semakin memburuk, pasien harus segera dibawa ke IGD rumah sakit terdekat.

Baca Juga: 9 Cara Mendiagnosis Angin Duduk yang Wajib Diketahui

Oleh karena itu, Bobby mengimbau masyarakat segera menjalani pemeriksaan jantung di rumah sakit terdekat jika mengalami gejala seperti nyeri dada, keringat dingin, mual, dan muntah.

Hal itu ia sampaikan pula menanggapi viralnya video baru-baru ini yang memperlihatkan seorang sopir taksi mencakar leher dan punggung sesama sopir taksi yang lemas hingga nyaris pingsan usai mengganti ban kempes di pinggir jalan.

“Rekomendasinya tetap melakukan pemeriksaan jantung secara medis walaupun gejalanya mirip dengan sakit maag. Karena penyakit jantung seringkali mirip dengan sakit maag,” ujarnya sembari mengutarakan pendapatnya tentang kasus sopir taksi yang viral tersebut.

Langkah ini dimaksudkan untuk memastikan orang dengan gejala tersebut tidak terkena penyakit jantung koroner. 

Baca juga: 16 Penyebab dan Faktor Risiko Angin Duduk

“Kalau hasil tesnya normal, baru pertimbangkan penyebab lain, misalnya asam lambung,” ujarnya. 

Ia mengatakan, dokter jantung biasanya melakukan tes detak jantung dan hal-hal lain untuk mengetahui apakah itu serangan jantung atau bukan.

“Jika memang benar serangan jantung, dokter akan memberikan pengobatan dan tindakan untuk melancarkan kembali aliran darah,” jelasnya.

Waktu emas terjadinya serangan jantung adalah kurang dari 12 jam. Semakin cepat pengobatan diberikan, semakin besar peluang untuk kembali aman dan sehat.

“Keterlambatan pengobatan mengakibatkan kerusakan yang lebih besar pada otot jantung, dan kerusakan ini meningkatkan risiko komplikasi dan kematian akibat serangan jantung,” jelasnya.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Angina Pectoris, Penyebab dan Gejalanya. Pilih saluran berita pilihan Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top