Penyebab Konflik Berkecamuk di Dataran Tinggi Golan

Kredit: Carla Blaker/DW Indonesia

GOLAN HIGHLANDS, virprom.com – Dataran Tinggi Golan terlibat konflik Timur Tengah sejak serangan Majd al-Shams pada Sabtu (27/7/2024) yang menewaskan 12 anak dan remaja.

Wilayah ini sekali lagi menjadi medan pertempuran antara Israel dan Hizbullah.

Formasi batuan setinggi 2.800 meter di barat daya Suriah ini telah lama menjadi perdebatan karena letaknya yang strategis.

Baca Juga: Roket menghantam lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, menewaskan 12 orang, termasuk anak-anak.

Golan membagi Israel, Lebanon, Suriah, dan Yordania antara Laut Galilea di barat, Sungai Armamuk di selatan, Wadi Raqqad di timur, dan Gunung Hermon di utara.

Meski berbatu-batu, Golan digunakan untuk kebun anggur atau padang rumput untuk sapi dan domba. Negara

Sebelum diduduki Israel pada tahun 1967 dan resmi dianeksasi pada tahun 1981, Golan digunakan tentara Suriah untuk menyerang wilayah Israel.

Pada tahun 1973, Suriah berhasil merebut sebagian wilayah Golan dalam Perang All-Kippur, namun dikalahkan oleh Israel.

Pemerintah Damaskus sejauh ini menuntut pengembalian Golan sebagai syarat perdamaian.

PBB mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Suriah. Setelah gencatan senjata, PBB mengirimkan pasukan penjaga perdamaian ke Pasukan Mandat dan Pengamat Non-Blok PBB (UNDOF) pada Mei 1974.

UNDOF adalah salah satu misi PBB yang paling lama berjalan. Sejak tahun 1974, Helm Biru telah melindungi zona penyangga antara Dataran Tinggi Golan dan wilayah Suriah.

Sebagian besar komunitas internasional, termasuk PBB, tidak mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai milik Israel.

Pengecualiannya adalah Amerika Serikat, yang telah mengakui klaim Israel atas wilayah tersebut di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, dan tidak diubah oleh Presiden Joe Biden.

Baca juga: Netanyahu Kunjungi Lokasi Serangan Roket Dataran Tinggi Golan, Akui Terguncang Nilai Strategisnya

Ketinggian dan lokasi geografisnya menjadikan Golan penting secara strategis bagi militer Israel, terutama untuk mencegah serangan dari Suriah dan Lebanon.

Tentara Israel memaksa Suriah pindah dengan menduduki Golan karena medan perang hanya berjarak 60 km dari ibu kota Damaskus. Selain itu, Israel melindungi sumber air minum bagi penduduknya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top