Mengenang Hamzah Haz, Sang Penjaga APBN Indonesia

JAKARTA, virprom.com – Meninggalnya Wakil Presiden ke-9 RI, Hamzah Haze, menjadi duka tersendiri bagi perekonomian dan Rektor Universitas Paramadin, Didik J Rachbini.

Memang, Didik mengenang kontribusi besar Hamzah bagi negara, salah satunya adalah keberhasilannya menjaga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada tahun 2000 atau 2005.

Saat itu, Indonesia dihadapkan pada dinamika pro dan kontra kenaikan harga minyak mentah (BBM) yang berpotensi memicu krisis politik.

Hamzah Haz turut menyejukkan suasana dan meski tidak populer, namun ia menyetujui kenaikan harga BBM karena kenaikan tersebut merupakan pilihan yang tepat, kata Didik mengenang Hamzah, dikutip dalam siaran pers, Rabu. 24/7). /2024).

Baca juga: Coba Sutrisno dan Sejumlah Tokoh Bakal Kunjungi Rumah Hamzah Haze

Dalam komentarnya atas keputusan tersebut, Didik menyebut Hamzah tergolong pemimpin yang kebijakannya berdasarkan bukti. Hal ini bertentangan dengan sistem politik yang berlaku saat ini.

Menurutnya, politisi saat ini benar-benar merogoh kocek dalam-dalam terhadap APBN dan memperbesar utang hingga melebihi kemampuan membayarnya. Untuk itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani dinilai perlu bersikap rasional seperti Hamzah dalam mengelola APBN.

“Utang Perppu 01 dan utang Rp1.520 triliun tahun 2020 berbasis Covid-19 merupakan kesalahan bersejarah dalam pengambilan keputusan APBN yang dampaknya bisa sampai dua atau tiga tingkat pemerintahan presiden,” kata Didik. . . .

“Sekarang beban utangnya sangat berat, setahun mencapai Rp 800 triliun, dan bunga yang harus dibayarkan membuat pajak masyarakat terbuang sia-sia dan mencapai lebih dari Rp 500 triliun,” lanjutnya.

Baca juga: Kenang Hamzah Haze, Hendropriyono: Dia Jujur dan Amanah Sob

Kini, dengan kepergian Hamzah, kata Didik, tidak ada lagi pengawas APBN di tengah penganiayaan APBN.

“Selain kerusakan akibat kesalahan politik dan kebijakan di pusat, APBN juga menekankan korupsi dan korupsi yang besar di banyak kabupaten/kota, provinsi, dan banyak departemen serta lembaga pemerintah,” ujarnya. Menulis dengan rajin

Hamzah juga mengenang bahwa Hamzah tidak hanya cerdas dalam menjaga APBN, namun ia juga mampu memberikan pencerahan terhadap permasalahan ekonomi dan politik, khususnya dalam kebijakan anggaran dan APBN secara tertulis.

Menurutnya, belum ada politisi seaktif Hamzah Haz yang menulis isu politik APBN di media pada akhir 1980-an dan 1990-an.

“Beliau tidak sebatas menulis, tapi juga melakukan praktik kenegaraan dalam perdebatan di DLR, dimana beliau juga merupakan pimpinan partai oposisi,” jelas Didik.

Baca juga: Kisah Hamzah Haz Kalahkan SBY Hingga Akbar Tandjung Jadi Wakil Presiden Megawati

Ia mengatakan Hamzah adalah pemimpin dan pemikir yang matang, pengikut gagasan politik dan ekonomi negara.

Kualitas kepemimpinan Hamzah juga dipandang berbeda oleh masyarakat masa kini yang tidak menyukai cita-cita atau cita-cita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top