Dulu Jadi Perantara Rekonsiliasi Arab Saudi-Iran, China Kini Fasilitasi Perdamaian Hamas-Fatah…

BEIJING, virprom.com – Tahun lalu, Tiongkok menempatkan diri di balik rekonsiliasi antara Iran dan Arab Saudi, dua negara yang dikenal sebagai musuh bebuyutan di Timur Tengah.

Dunia internasional dihebohkan dengan pemberitaan Beijing saat itu, tepatnya 10 Maret 2023, bahwa Iran dan Arab Saudi telah mencapai kesepakatan untuk melakukan rekonsiliasi atau normalisasi hubungan.

Sebelumnya, manuver Tiongkok dalam upaya rekonsiliasi Iran-Arab Saudi tidak pernah terdengar atau terlihat di permukaan.

Baca Juga: Usai Rekonsiliasi dengan Arab Saudi, Iran Ingin Pulihkan Hubungan dengan Bahrain

Usai mencapai kesepakatan rekonsiliasi Iran-Arab Saudi, China hanya menyatakan adanya perundingan intensif pada 6-10 Maret 2023 antara delegasi Teheran dan delegasi Riyadh di Beijing.

Delegasi Saudi saat itu dipimpin oleh Musaed Bin Mohammed Alaiban, yang merupakan Menteri Negara dan Penasihat Keamanan Nasional. Sedangkan delegasi Iran dipimpin oleh Ali Shamkhani selaku Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional Tertinggi. Kini Tiongkok memfasilitasi perdamaian antara Hamas dan Fatah Palestina

Baru setahun berselang, langkah diplomasi Tiongkok di Timur Tengah bisa dikatakan kembali mendatangkan kejutan.

Hal ini terjadi setelah berbagai faksi Palestina, termasuk rivalnya Hamas dan Fatah, sepakat untuk mengakhiri perpecahan mereka dan membentuk pemerintahan persatuan nasional dalam pembicaraan di China yang berakhir pada Selasa (23/07/2024). 

Media pemerintah Tiongkok, CCTV, melaporkan Deklarasi Beijing ditandatangani pada upacara penutupan dialog rekonsiliasi antara 14 organisasi atau kelompok Palestina yang diadakan di ibu kota Tiongkok pada tanggal 21 hingga 23 Juli 2024.

Pejabat senior Hamas Husham Badran mengatakan poin terpenting Deklarasi Beijing adalah pembentukan pemerintahan persatuan nasional Palestina, yang akan mengatur urusan rakyat Palestina.

Baca Juga: Hamas-Fatah Palestina Sepakat Berdamai Usai China Melonggarkan, Apa Agenda Politik Mereka?

Perjanjian ini juga menandakan semakin besarnya pengaruh Tiongkok di Timur Tengah.

Badran dari Hamas juga memuji Tiongkok atas upaya signifikannya dalam menjadi tuan rumah perundingan dan mencapai deklarasi tersebut.

“Pernyataan ini muncul di saat yang penting ketika rakyat kita sedang menghadapi perang genosida, khususnya di Jalur Gaza,” kata Badran dalam sebuah pernyataan, menurut CCTV yang dimiliki dan dioperasikan oleh CGTN.

Dia mengatakan perjanjian tersebut merupakan langkah positif lebih lanjut menuju pencapaian persatuan nasional Palestina.

Badran mengatakan pemerintah persatuan nasional akan menangani urusan warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat, mengawasi rekonstruksi dan mempersiapkan kondisi untuk pemilihan umum.

Sebagai catatan, ini adalah usulan yang dicari dan diajukan Hamas sejak minggu-minggu pertama perjuangan melawan Israel.

Baca juga: Iran Saat Diminta Konsultasi Masalah Nuklir dengan Arab Saudi, Tolak Keras

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top