Lumpuhnya Sistem Pusat Data Nasional

AS Tak mempertimbangkan pengalaman tersebut, pada Oktober 2023 lalu, Indonesia dihebohkan dengan dugaan kebocoran data 34 juta paspor WNI yang diperjualbelikan di dark web.

Selain itu, pada Mei 2023, Indonesia dirundung duka atas serangan siber yang menimpa Bank Syariah Indonesia (BSI) yang melumpuhkan seluruh aktivitas dan transaksi keuangan sehingga merugikan berbagai pihak, khususnya nasabah.

Kini Indonesia kembali dirundung duka dengan lumpuhnya sistem imigrasi di bandara Soekarno-Hatta dan di seluruh kantor imigrasi di Indonesia.

Direktorat Jenderal Imigrasi dalam laman resminya menyebutkan gangguan tersebut disebabkan adanya masalah pada server Pusat Data Nasional (PDN).

Sejauh ini belum diketahui penyebab pastinya, namun diduga akibat serangan ransomware mengingat karakteristik penyusupan jenis ini yang memakan waktu lama.

Hal ini sejalan dengan karakteristik serangan ransomware dimana penyerang biasanya mengunci sistem dan data pada server yang diserang untuk meminta uang tebusan dalam bentuk yang diminta oleh pembuatnya. Apa itu “ransomware”?

Ransomware merupakan malware yang sengaja disebarkan oleh hacker untuk menyerang sistem jaringan komputer korbannya dengan memanfaatkan kelemahan sistem keamanan pada sistem jaringan komputer tersebut.

Malware ini akan bekerja dengan cara mengunci komputer beserta seluruh sistem dan data yang ada di dalamnya, atau dengan kata lain mengenkripsi seluruh data yang ada sehingga tidak dapat diakses oleh siapa pun, termasuk pemiliknya.

Secara singkat hal ini mirip dengan konsep tindak pidana penculikan dan penyanderaan, hanya saja yang disandera bukanlah orangnya, melainkan sistem komputer dan seluruh datanya.

Data dan sistem terenkripsi akan dikembalikan nanti jika korban bersedia membayar uang tebusan sesuai permintaan penyerang.

Jika permintaan penyerang tidak dipenuhi, penyerang akan menghancurkan atau memusnahkan data terenkripsi sistem secara permanen. Darurat keamanan siber

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menghitung jumlah serangan siber di Indonesia pada tahun 2023 akan meningkat signifikan dibandingkan tahun 2022, yaitu dari 370.022.283 serangan menjadi 603.276.807 serangan.

Sedangkan serangan malware berjumlah 818.192 serangan pada tahun 2022 dan 1.093.503 serangan pada tahun 2023.

Masifnya penggunaan teknologi tidak dapat dihindari sehingga serangan siber semacam ini menjadi ancaman bagi seluruh negara dan berbagai sektor di dunia.

Selain itu, Indonesia sudah mendapat stigma sebagai negara “open source” karena seringnya terjadi kasus kebocoran data atau kelumpuhan sistem akibat serangan siber.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top