virprom.com – Olahraga merupakan salah satu alat solidaritas. Begitulah pengalaman pemain tenis meja asal Korea Selatan dan Korea Utara.
Mereka tak memikirkan konflik kedua negara namun sibuk berfoto di panggung Olimpiade 2024 di Paris.
Momen tersebut terjadi usai final tenis meja ganda campuran di Stadion South Paris, Selasa (30 Juli 2024).
Ri Jong-sik/Kim Kum-Yong (Korea Utara) meraih medali perak usai mengalahkan Wang Chuqin/Sun Yingsha (China) 2-4, 4-2, 4-2.
Sementara itu, medali perunggu diraih Lim Jong-hoon/Shin Yu-bin (Korea Selatan) usai menang 4-0 atas Wong Chun Ting/Doo Hoi Kem (Hong Kong).
Lim Jonghoon mengaku langsung mengucapkan selamat kepada Ri Jong-sik/Kim Kum-yong.
Baca juga: Atlet Korea Selatan Selfie Bareng Atlet Korea Utara di Podium Olimpiade Paris 2024
Menurut Time, dia berkata: “Saat mereka diperkenalkan sebagai peraih medali perak, kami berdua mengucapkan selamat kepada mereka, tapi selain itu kami tidak berbicara satu sama lain.
Sementara itu, Kim Kum-yong menegaskan dirinya tidak merasa “kompetitif” dengan wakil Korea tersebut.
“Tidak, kami tidak merasakan hal itu,” kata Kim Kum-yong.
Usai upacara penyerahan medali, Lim Jong-hoon langsung mengeluarkan ponselnya dan meminta Ri Jong-sik/Kim Kum-yong dan Wang Chuqin/Sun Yingsha untuk mengambil foto.
Baca juga: Andy Murray Pensiun dari Olimpiade 2024, Momen Emosional di Prancis
Televisi Korea menayangkan video selfie tersebut beberapa kali dan banyak komentator merenungkan pentingnya momen langka ini.
“Itulah semangat Olimpiade yang sebenarnya,” kata seorang komentator.
Momen tersebut ramai diberitakan seiring memuncaknya ketegangan kedua tetangga setelah Presiden Korea Utara Kim Jong-un menyebut Korea Selatan sebagai musuh terbesarnya.
AP News melaporkan bahwa Korea Utara mengirimkan ratusan balon ke Korea Selatan yang membawa kotoran dan sampah. Langkah ini disebut-sebut bertujuan untuk mengganggu sinyal penentuan posisi GPS di Korea.
Baca juga: Pemanah Korea Peraih Medali Emas Olimpiade Tetap Tenang di Depan Lebah di Tangannya
Korea Selatan menanggapinya dengan melancarkan lebih banyak propaganda anti-Korea Utara dengan memperkuat wilayah perbatasan.