2 Orang Dekat Prabowo Jadi Wamen, Bakal Dapat Jatah Kursi di Kabinet Berikutnya?

JAKARTA, virprom.com – Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai pelantikan dua orang dekat Presiden terpilih RI 2024-2029 Prabowo Subianto sebagai Wakil Menteri (wamen) bertujuan untuk menambah pengalaman. .

Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Thomas Djiwandono sebagai Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) II, Sudaryono sebagai Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), dan Yuliot Tanjung sebagai Wakil Menteri Investasi atau Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). ) ) pada tanggal 18 Juli 2024.

Dua wakil menteri yang dilantik merupakan orang dekat Prabowo Subianto. Thomas Djiwandono adalah keponakan Prabowo. Sedangkan Sudaryono yang ditunjuk menjadi Wakil Menteri Pertanian merupakan mantan sekretaris pribadi (sespri) Prabowo.

Ujang pun menilai pengalaman tersebut diperlukan karena keduanya berpeluang mendapat peran di kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di masa depan.

Baca juga: Jokowi Soal Pelantikan 3 Wakil Menteri: Menyeimbangkan Kesinambungan dan Menolak Bagi Kursi

“Pelantikan kedua kader Gerindra itu kan Pak Prabowo, jadi magang, jadi punya portofolio, jadi punya pengalaman di pemerintahan, sehingga nantinya akan ditempatkan di posisi masing-masing sebagai menteri di kabinet Prabowo-Gibran.” kata Ujang kepada virprom.com, Jumat (19/7/2024).

“Hal ini tidak hanya untuk memperlancar masa transisi pemerintahan, tapi juga untuk mempersiapkan mereka menjadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran. Bisa saja begitu, karena bagaimanapun juga tidak mungkin diangkat jika tidak ada tujuan dalam pemerintahan. Tujuannya,” ucapnya lagi.

Namun, dia menyayangkan pelantikan wakil menteri Presiden Jokowi karena dilakukan tiga bulan sebelum akhir masa pemerintahannya. Sebab akhirnya kinerja para deputi menjadi tidak terlihat.

Padahal, kata Ujang, pengangkatan menteri atau wakil menteri merupakan hak prerogratif presiden, sehingga sewaktu-waktu bisa menunjuk pembantu kabinetnya.

“Jadi sebenarnya tidak ada ukurannya. Tapi ada standar untuk kebijakan dan keutamaan bersama. Misalnya, pengukurannya harus dilakukan jauh lebih awal, satu tahun sebelumnya agar dapat berfungsi dengan baik, sehingga Anda dapat melihat kinerjanya dan apa yang dilakukan produk tersebut.” “Tetapi sekali lagi, karena ini kepentingan politik, maka keputusan politik ada di tangan penguasa,” ujarnya.

Baca juga: Pengamat Singgung Nepotisme Terkait Pelantikan 3 Wakil Menteri Jokowi Jelang Pembatalan Pilkada Jateng.

Ujang juga menilai pelantikan Jokowi sebagai wakil menteri memiliki nuansa pertukaran kepentingan yang kuat terkait pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jawa Tengah (Jateng) 2024.

“Menurut saya memang terjadi pertukaran kebijakan ya, pertukaran kepentingan yang saling menguntungkan antara Prabowo dan Jokowi, dan itu terjadi di akhir masa jabatan Jokowi, tiga bulan sebelum ia lengser,” ujarnya.

Menurut Ujang, nuansa pertukaran itu terlihat dengan diangkatnya Sudaryono yang dekat dengan Prabowo menjadi Wakil Menteri Pertanian.

Sementara di kubu Jokowi, Irjen Pol Ahmad Luthfii dengan dukungan Koalisi Indonesia Maju (KIM) mencalonkan diri di Pilkada Jawa Tengah.

Baca juga: Sudaryono Jadi Wakil Menteri Pertanian, Jokowi-Prabowo Pertimbangkan Pertukaran di Pilkada Jateng

Diketahui, KIM merupakan koalisi partai politik (parpol) pendukung Prabowo-Gibran dan berhasil memenangkan pasangan tersebut pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Kita tahu, Pak Sudaryono ingin maju sebagai calon gubernur di Jawa Tengah, karena ia adalah teman dekat dari Prabowo, kemudian dia akan diangkat menjadi wakil menteri, dan Ahmad Lutfhi, Kapolda Jawa Tengah yang akan mencalonkan diri di Jawa Tengah, adalah wajahnya. oleh Jokowi. oleh KIM, didukung oleh Prabowo dan didukung oleh pemerintah,” kata Ujang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top