3 Hari Serangan Paramiliter Sudan Menewaskan 65 Orang

KHARTUM, virprom.com – Serangan dan pemboman yang dilakukan Pasukan Dukungan Cepat Sudan (RSF) di wilayah Darfur menewaskan 65 orang.

Dari total korban tewas terdapat anak-anak. Perang antara RSF dan tentara reguler Sudan telah berkecamuk sejak April 2023.

Ibu kota negara bagian Darfur Utara ini diketahui merupakan kota terbesar di wilayah barat yang luas dan masih belum berada di bawah kendali RSF yang telah mengepung kota tersebut sejak Mei.

Baca juga: Perang di Sudan, 226 Orang Tewas dan 1.418 Luka-luka

Komite Perlawanan al-Fasher mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa hanya dalam tiga hari, RSF membunuh lebih dari 43 anak-anak, 13 perempuan dan sembilan laki-laki dari komunitas al-Fasher.

“Lebih dari 70 roket ditembakkan hanya dalam satu hari oleh milisi Janjaweed ke rumah sakit, rumah, masjid dan pasar,” merujuk pada RSF.

“Hari ini adalah salah satu hari paling berdarah di al-Fasher, bagi warga, masjid dan rumah sakit, terutama rumah sakit Saudi,” tulis Gubernur Daerah Darfur Mini Minwi di media sosial X, dikutip AFP, Selasa (30/7/2024).

Sumber medis di rumah sakit Saudi, yang mendapat serangan hebat, sebelumnya mengatakan bahwa tembakan artileri menewaskan 22 orang pada hari Sabtu.

Minawi menambahkan RSF menerima sistem rudal dua hari lalu dari Jenaina, ibu kota Darfur Barat.

Perang di Sudan, di mana RSF yang dipimpin oleh Muhammad Hamdan melawan tentara yang dipimpin oleh Jenderal Abdel-Fattah al-Burhan, menewaskan puluhan ribu orang.

Diperkirakan 150.000 orang, menurut utusan AS Tom Perrillo.

PBB mengatakan Sudan sedang menghadapi krisis pengungsi internal terbesar di dunia, dengan lebih dari tujuh juta orang terpaksa meninggalkan negara tersebut karena perang.

Jumlah ini lebih besar dibandingkan 3,8 juta orang yang menjadi pengungsi sebelumnya.

Baca juga: Perang Saudara di Sudan Mendekati Tingkat Genosida

Dampak dari konflik di Sudan telah memicu peringatan akan terjadinya kelaparan, dan kedua belah pihak telah dituduh melakukan kejahatan perang termasuk pelecehan yang disengaja terhadap warga sipil.

Mediator AS akan melakukan upaya baru di Swiss bulan depan untuk memediasi diakhirinya pertikaian. Sidang akan dibuka pada 14 Agustus 2024. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Kompas .com Saluran WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top