Atlet Olimpiade Rentan Sakit Asma karena Latihan Berat

 

virprom.com – Untuk meraih medali di Olimpiade, setiap atlet harus memiliki kekuatan fisik dan mental yang luar biasa.

Untuk menjadi sebaik mereka, mereka telah melalui ribuan jam latihan yang dianggap sulit bagi non-atlet. Namun latihan ini juga menghadirkan tantangan bagi para atlet elite, yakni penyakit paru-paru kronis.

Sekitar 15-20 persen atlet yang berlaga di Olimpiade Paris 2024 menderita asma. Hal ini menurut penelitian tahun 2023 yang diterbitkan dalam Scandinavian Journal of Medicine and Science in Sport.

Studi tersebut menemukan bahwa 80 persen atlet ketahanan menderita bronkokonstriksi akibat olahraga (EIB), yang juga dikenal sebagai asma akibat olahraga.

Asma adalah penyakit paru-paru kronis yang menyebabkan peradangan dan penyempitan saluran pernapasan. Gejalanya berupa sesak napas, batuk, dan dada sesak. Pada serangan yang parah, asma bisa berakibat fatal.

Meskipun sebagian besar asma didiagnosis pada masa kanak-kanak, asma juga dapat berkembang pada usia dewasa. Faktor-faktornya antara lain genetika, alergi, polusi, dan penyakit paru-paru.

Baca Juga: Daftar Atlet Asing di Olimpiade Paris 2024 Asal Indonesia, Lian Tan Salah Satunya

Selain itu, olahraga berat dapat memicu gejala pada 9 dari 10 penderita asma. Latihan fisik yang berat mempunyai efek bahkan pada orang yang sebelumnya belum pernah didiagnosis menderita asma.

“Jika Anda seorang atlet elit, risiko Anda terkena asma akibat olahraga lebih tinggi dibandingkan populasi umum,” kata pakar olahraga dan sains John Dickinson.

Asma akibat olahraga (EIB) mengacu pada jenis asma yang terjadi akibat olahraga berat, terutama pada cuaca dingin dan kering.

Saat kita berolahraga, laju ventilasi meningkat sehingga kita bisa menghirup lebih banyak udara, jelas Dickinson.

“Sebagian besar udara ini masuk melalui mulut kita. Jadi, ketika udara masuk ke paru-paru, udaranya sangat kering, tidak tersaring, dan tidak hangat,” jelas Dickinson.

Baca Juga: Mengenal Asma pada Anak, Gejala, Penyebab dan Pencegahannya

Pada saluran pernafasan para atlet yang menderita asma akibat olahraga, saluran pernafasan mereka menjadi tersumbat karena mereka perlu membersihkan udara yang baru saja mereka hirup.

Hal ini menyebabkan semacam respons peradangan. Kemudian, otot-otot di sekitar saluran napas menegang.

Atlet dalam olahraga ketahanan seperti lintas alam, ski, pengendara sepeda, atau pelari trail, yang berlatih dalam cuaca dingin, mempunyai risiko lebih besar.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology menemukan bahwa perenang memiliki risiko lebih tinggi terkena asma dibandingkan atlet olahraga air lainnya. Kondisi ini bisa jadi akibat tercernanya sisa produk klorin di permukaan kolam renang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top