Menteri ESDM Ungkap Penerapan BBM Rendah Sulfur Masih Pematangan

Jakarta, virprom.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasarif mengatakan pemerintah masih mengkaji penggunaan bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur.

Ia mengatakan, rencana tersebut masih dalam tahap finalisasi.

“(Sedang selesai produksi bahan bakar rendah sulfur). Ya produknya harus rendah sulfur,” kata Arifin di Pusat Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2024).

Ia mengatakan, pemerintah akan menggandeng PT Pertamina (Persero) untuk mempelajari produksi bahan bakar jenis baru tersebut.

Baca juga: 17 Agustus, Pertamina Siap Rilis Bahan Bakar Rendah Sulfur

Oleh karena itu, pihaknya belum bisa memastikan kapan bahan bakar jenis baru tersebut akan diluncurkan, termasuk apakah bahan bakar rendah sulfur tersebut masih masuk dalam kategori bahan bakar bersubsidi atau non-subsidi.

“(BBM) sulfurnya tinggi (di solar). Nanti kita lihat dan review. Kita belum tahu (kapan rilis), masih dalam pembahasan,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membantah kabar bakal ada bahan bakar minyak (BBM) jenis baru yang bakal diluncurkan pada 17 Agustus 2024.

Baca juga: Bahan Bakar Jenis Baru Akan Masuk Indonesia Yang Kandungan Belerangnya Lebih Sedikit

Menurut Luhut, jenis bahan bakarnya tetap sama. Hanya saja pemerintah berupaya meningkatkan kualitas bahan bakar untuk mengurangi polusi udara.

“Belum ada bahan bakar baru. (Jenis bahan bakarnya) masih sama. Tapi kualitasnya lebih bagus. Euro 4, Euro 5. Kita mau standarisasi di sana,” ujarnya saat menghadiri peluncuran emas di The Ritz Carlton, Mega Kuningan .Setelah Luhut berkata. Jakarta, Kamis (25/7/2024).

Tapi recovery (klarifikasi) harusnya ditingkatkan. Karena kilang kita lama, harusnya ada perubahan di sana-sini, ujarnya.

Luhut mengatakan, situasi polusi udara saat ini perlu diperbaiki. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi jumlah sulfur pada jenis bahan bakar yang digunakan masyarakat.

Baca juga: Rencana Pemerintah Kurangi Kandungan Sulfur di BBM Luhut: Ini akan dilakukan secara bertahap

Ia mengatakan, saat ini rata-rata kadar bahan bakar yang beredar masih 500 ppm (part per Million). Sementara itu, idealnya kandungan sulfur pada bahan bakar yang baik kurang dari 50 ppm.

“Polusi udara ini perlu diperbaiki. Masyarakat perlu memahami hal ini. Kita masih memiliki 500 sulfur dalam bensin kita. Jadi ya, kita semua terkena dampaknya. Kami ingin mengurangi kandungan sulfurnya,” katanya.

“Bioetanol menjadi pilihan atau nanti Pertamina akan melakukan upgrade (meningkatkan teknologi pengolahannya) sehingga nantinya bisa menghasilkan bensin yang lebih rendah sulfurnya,” kata Luhut. Dengarkan saluran berita favorit Anda langsung di ponsel Anda Akses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top