Menlu Retno Hadiri Pertemuan Luar Biasa D-8, Bahas Perkembangan Palestina

Jakarta, virprom.com – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi pada Minggu (9/6/2024) mengadakan pertemuan luar biasa Dewan Menteri Luar Negeri negara-negara berkembang yang tergabung dalam Developing-8 (D-8) adalah hadir

Pertemuan D8 yang beranggotakan Indonesia, Turki, Malaysia, Mesir, Pakistan, Bangladesh dan Nigeria tersebut membahas situasi di Gaza.

Retno menjelaskan, D-8 didirikan untuk memajukan perdagangan, peran dan kedudukan di forum internasional dan kesejahteraan masyarakat. Seluruh negara anggota D-8 juga menjadi anggota Organisasi Kerjasama Islam atau OKI.

Baca Juga: Menlu Retno berharap Norwegia mendorong negara-negara maju untuk mendukung keanggotaan Palestina di PBB

“Pertemuan luar biasa D-8 ini didasari oleh gagasan bahwa D-8 harus memperkuat kiprah OKI untuk Palestina di tengah situasi kemanusiaan yang terus memburuk di Gaza,” kata Retno.

Ia mengatakan, negara-negara anggota D-8 tidak bisa duduk diam menyaksikan genosida terus berlanjut di Gaza.

Menlu mengatakan, pertemuan anggota D8 berlangsung sangat terbuka. Dalam kesempatan tersebut, Ratano juga menyampaikan pandangan berbeda.

Pertama, Indonesia menekankan pentingnya persatuan di antara anggota D-8.

“Unit ini sangat penting untuk memaksimalkan kerja D-8 dalam mendukung Palestina,” kata Retno.

Kedua, Menlu menyampaikan bahwa perdamaian berkelanjutan adalah tujuan utama dan jangka panjang.

Ia mengatakan, jika tidak ada gencatan senjata, maka perdamaian tidak akan mungkin terjadi di tanah Palestina.

Baca Juga: Inisiatif Pemindahan Khafif, Prabowo: Jatim Siap Terima 1.000 Anak dan Ibu Palestina untuk Diasuh di Pondok Pesantren

“Di sinilah isu gencatan senjata permanen kembali ditekankan oleh semua orang, termasuk Indonesia,” kata Menlu.

“Indonesia sejak awal telah menekankan pentingnya gencatan senjata permanen,” ujarnya.

Tak hanya itu, pemerintah Indonesia juga menegaskan, banyak hal yang harus terus dilakukan untuk membantu Palestina menjelang gencatan senjata.

Pertama, negara-negara D-8 harus terus menggunakan pengaruhnya untuk membuat lebih banyak negara mengakui Palestina.

“Saya ingin sampaikan bahwa pada akhir Mei saya berada di Eropa dan antara lain bertemu dengan para menteri luar negeri Norwegia, Spanyol, dan Irlandia serta membahas pentingnya mengakui Palestina,” kata Retno.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top