Seberapa Besar Risiko Radiator Mobil jikalau Bukan Pakai Coolant?

KLATEN, virprom.com – Mobil membutuhkan sistem pendingin yang sangat baik untuk menjaga kestabilan suhu mesin. Termasuk memperhatikan kemampuan cairan pendingin yang digunakan.

Sebenarnya cairan pendingin mesin bisa menggunakan air biasa, meski pabrikan menganjurkan penggunaan cairan pendingin radiator.

Seberapa besar resiko penggunaan air biasa pada radiator, simak tafsir ahli berikut ini!

Baca juga: Hindari Overheating Saat Perjalanan Jauh, Jangan Lupa Cek Air Radiator

Foreman Nissan Bogor Fandi Ahmad mengatakan, pendinginan mesin standarnya menggunakan cairan pendingin, namun tidak sedikit orang yang tetap mengisi radiator dengan air biasa atau air demineralisasi.

Cairan pendingin merupakan cairan yang direkomendasikan oleh pihak distributor, karena kemampuan cairan ini sangat baik dalam menjaga suhu mesin, berbeda dengan air demineralisasi atau air mineral yang juga dapat digunakan sebagai air radiator, kata Fandi kepada virprom.com. . baru-baru ini

Fandi mengatakan, saat mobil digunakan untuk perjalanan jauh dengan muatan dan menanjak dan menurun, kapasitas air radiator benar-benar teruji.

Baca juga: Begini Cara yang Harus Anda Lakukan Setelah Mengisi Radiator Mobil Dengan Air Murni

Mesin yang menggunakan cairan pendingin sebagai pendinginnya akan menghasilkan titik didih yang lebih tinggi ketika mesin bekerja secara intensif, sedangkan air biasa lebih mudah menguap ketika suhu mesin mencapai 100 derajat Celcius, kata Fandi.

Risikonya, menurut Fandi, mesin paling mudah mengalami overheat akibat penguapan air dari radiator.

“Kalau airnya dibiarkan, dampaknya bisa sangat merusak, jadi sebaiknya gunakan cairan pendingin mesin,” kata Fandi.

Dalam jangka panjang, kata Fandi, radiator yang menggunakan air biasa atau air mineral akan lebih mudah terkorosi sehingga membuat kualitas air radiator lebih mudah menguning dan keruh.

Baca juga: Cara Mengisi Air Radiator Saat Mobil Overheat

Hardi Wibowo, pemilik Aha Motor Yogyakarta, mengatakan mobil yang terbiasa tidak menggunakan cairan pendingin tidak akan bertahan lama.

“Penggunaan air radiator biasa dapat menyebabkan kerusakan pada mesin, khususnya ada kemungkinan timbul korosi yang menyebabkan bagian dalam mesin menjadi keropos sehingga menyebabkan penyumbatan dan panas berlebih,” kata Hardi kepada Kompas .com baru-baru ini.

Hardi mengatakan kerusakan mesin akibat panas berlebih dapat menyebabkan piston terjepit saat berubah bentuk. Lengan piston bahkan bisa patah dan menyebabkan blok mesin roboh.

Oleh karena itu, risiko radiator mobil tidak menggunakan cairan pendingin dalam jangka panjang cukup tinggi, terutama menyebabkan mesin mengalami overheat. Dengarkan berita dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top