Singgung Bantuan FBI, DPR Sebut Ada Harapan Data PDN Bisa Pulih

JAKARTA, virprom.com – Wakil Ketua DPR (Purn) Lodewijk Paulus mengatakan, memang masih ada harapan agar data Sistem Pusat Data Nasional (PDN) bisa dipublikasikan meski diretas oleh hacker.

Lodewijk juga menyebutkan dukungan Biro Investigasi Federal (FBI) dalam membantu mengatasi masalah peretasan PDN selama berada di Surabaya.

Hal itu terjadi dalam rapat antara Komisi I DPR, Kominfo, dan BSSN yang digelar pada Kamis (27 Juni 2024) di Gedung DPR Senayan, Jakarta. Cominpo dan BSSN menuntut penjelasan atas serangan PDN yang melumpuhkan layanan publik.

“Para ahli mengatakan FBI memiliki 7,000 kunci yang terkait dengan ransomware Brain Crypto, termasuk keamanan baru ini di Lockbeat 3.0. Pertanyaan saya adalah, seberapa besar kerja sama yang ada dengan FBI?” kata Lodewijk.

Baca juga: DPR Kaget Kurangnya Cadangan Data PDN yang Diserang, BSSN Jatuhkan Bola ke Kominfo

“Artinya, sementara kami melakukannya, kami punya harapan bahwa data yang dienkripsi oleh peretas ini akan dirilis, berkat kunci yang dia miliki. Tapi itu sama dengan berapa banyak kunci rumah yang Anda miliki.” Dulu Pak Siburian belajar dulu lalu berkata, “Itu kunci terbesarnya. “Variabelnya hanya 11,” ujarnya.

Lodewijk menjelaskan, Amerika Serikat, negara tempat FBI berada, banyak mengalami serangan siber berdasarkan deklarasi Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie.

Namun dia mengatakan dengan meminta bantuan FBI, Indonesia berisiko membocorkan data ke FBI.

“Ada resiko jika kita bertanya, otomatis kita membocorkan informasi kepada orang tersebut, namun jika kita ingin membuka file atau menunggu cadangan ini, kita harus memasukkannya kembali,” tambah Lodewijk.

Baca juga: Budi Arie mengungkap kronologi serangan siber terhadap PDN yang melumpuhkan layanannya.

Diketahui, Pusat Data Nasional (PDN) yang terkena serangan siber ‘ransomware’ yang terjadi Kamis (20/06/2024) lalu, belum pulih selama sepekan.

Serangan ini tidak hanya mengganggu banyak layanan, namun data 282 kementerian/lembaga dan pemerintah daerah di lingkungan PDN pun ikut disandera hacker.

Tim Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Badan Keamanan Siber Negara (BSSN), kepolisian, dan Pengelola PDN Telkom berupaya mengembalikan data tersebut.

Namun, berbagai upaya untuk memerangi serangan hacker ransomware berakhir dengan kegagalan. Pemerintah akhirnya mengaku tidak mampu memulihkan data yang tersimpan di PDN.

Telkom Herlan, Head of Network and IT Solutions, mengatakan: “Kami bekerja keras untuk memulihkan sumber daya yang kami miliki. Yang jelas data yang terkena ransomware tidak dapat dipulihkan. Saya menggunakannya,” katanya. Wijanarco, Rabu (26 Juni 2024).

Baca juga: Jokowi Minta Masyarakat Jelaskan Peretasan Sistem PDN

Dalam penyelidikan dan upaya pemulihan data sebelumnya, tim gabungan menemukan pesan berisi permintaan uang tebusan dari peretas.

Pemerintah diminta membayar sejumlah USD 8 juta atau Rp 131 miliar agar peretas bisa membuka data yang tersimpan di PDN. Namun, pemerintah menolak untuk bernegosiasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top