virprom.com – Konflik Rusia-Ukraina terus berlanjut. Pada Senin (22 Juli 2024), ia memasuki hari ke-880.
Pada hari Senin, 75 drone Ukraina menyerang Rusia, salah satunya membakar kilang minyak.
Di hari yang sama, Kremlin mengomentari kemunculan Kamala Harris sebagai calon kuat pengganti Joe Biden pada Pilpres AS 2024.
Baca juga: Biden Terus Pengaruhi Kesuksesan Kampanye Kamala Harris
Berikut rangkuman hari ke-880 invasi Rusia ke Ukraina seperti dikutip kantor berita AFP. 1. 75 drone Ukraina menyerang Rusia, salah satunya menyebabkan kebakaran di kilang minyak
Ukraina kembali melancarkan serangan drone terhadap Rusia. Dari 75 drone tersebut, satu diantaranya membakar kilang minyak.
Menurut Krasnodar, otoritas regional di kota Tuapse di Laut Hitam Rusia, puing-puing dari salah satu drone yang jatuh menjadi penyebab kebakaran.
Sebuah sumber dari sektor pertahanan Ukraina mengatakan bahwa drone yang terkait dengan intelijen pertahanan Ukraina berada di balik serangan itu dan bahwa Rusia bekerja di sektor pertahanan.
“Tingkat kerusakan fasilitas militer dan industri negara agresor kini sedang diklarifikasi,” kata sumber tersebut dalam keterangan tertulis, Senin (22 Juli 2024), dikutip AFP.
Diketahui, tentara Rusia berhasil menembak jatuh 75 drone Ukraina pada malam hari, dimana hampir 50 drone di antaranya hancur di bagian selatan Rostov.
Sementara itu, sistem pertahanan udara mencegat 47 drone di wilayah Pertumbuhan, 17 di atas Laut Hitam dan Laut Azov.
Sedangkan drone ada 11 di wilayah lain, termasuk satu di wilayah Belgorod.
Mereka mengatakan melalui Telegram bahwa hampir 100 petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api.
Baca juga: Di China, Menlu Ukraina Berpidato Tentang Akhiri Perang dengan Rusia 2. Rusia Komentari Kemunculan Kamala Harris Sebagai Kandidat Kuat Pengganti Biden
Rusia mengomentari kemunculan Kamala Harris yang menurut perkiraan merupakan kandidat kuat pengganti Joe Biden pada Pilpres AS 2024.
Kremlin mengatakan pada Senin (22 Juli 2024) bahwa mereka telah menyaksikan retorika permusuhan yang digunakan Wakil Presiden AS terhadap Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri sebelumnya mengatakan bahwa Moskow lebih memilih Biden daripada Donald Trump, dan menyebut kandidat dari Partai Demokrat itu “lebih menjanjikan.”