“Dewa-dewa” di Balik Proses Pencalonan Pilkada Jakarta 2024

Jakarta, virprom.com – Peta politik kontestasi Pilkada Jakarta 2024 masih abu-abu, meski hanya tinggal satu bulan lagi untuk mendaftar Pilkada Serentak 2024.

Selama ini di Swedia Anis baru mendapat dukungan resmi dari dua partai politik, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Nasdaq. Sementara nama beken seperti Ridwan Kamil, Basuki Tjahja Purnama, Kesang Pangarep, dan Jusuf Hamka tidak disetujui.

Bendahara Umum Partai Nasdaq Ahmad Sahruni mengatakan, ada “tuhan” di Republik Indonesia (RI) yang akan menentukan sosok calon gubernur dan wakil gubernur Pilkada Jakarta 2024.

Menurut Sahruni, keberadaan para “dewa” tersebut membuat para pengamat politik kesulitan memprediksi nama-nama calon kandidat Pilkada Jakarta.

“Masih sangat dinamis, Jakarta agak aneh. Karena tidak mudah dan pengamat tidak bisa menjelaskan. Hanya dewa-dewa di republik ini yang tahu,” kata Sahruni di Nasdaq Tower, Jakarta, Kamis (12). /25) 7/2024).

Baca Juga: Nasdam: Tuhanlah yang Menentukan Siapa yang Maju di Pilkada Jakarta 2024

Ia berkata, “Pada akhirnya, ketika keputusan akan dibuat, siapa yang akan bersama siapa, para anggota akan mengetahui kapan waktunya tiba.”

Shahroni mengatakan sulit memprediksi berapa sumbu yang akan bergerak maju di Jakarta.

Ia kembali mengusung peran para dewa tersebut untuk menentukan jumlah sumbu dan angka yang bisa maju di Jakarta.

“Selama fleksibilitas dinamis politik di Jakarta ditentukan oleh ‘tuhan’ di republik ini, saya tidak bisa mengambil kesimpulan, tapi tuhan yang menentukan,” jelas Sahruni.

Tuhan ingin membuat Anis gagal

Adi Prayitno, pengamat politik UIN Sharif Hidayatullah Jakarta, menduga para dewa Sahruni adalah elite yang terbagi dalam kekuasaan.

Adi mengatakan, hanya elite partai dan bukan orang lain yang bisa memberikan pencalonan kepala daerah.

“Saya kira yang disebut dewa-dewa politik pada umumnya pasti elite partai. Karena konfigurasi terkait pencalonan gubernur dan kepala daerah, bisa saja mereka memutuskan menjadi elite partai,” kata Adi saat dihubungi Kompas. com, Jumat (26/7/2024).

Adi pun berspekulasi, dewa yang disebutkan Sahroni bukanlah elite partai pendukung Ennis di Swedia, melainkan elite di lingkaran kekuasaan pemerintahan.

Menurut Adi, petinggi partai bertugas melobi pendukung Anis agar menarik dukungannya terhadap Anis.

Baca Juga: Meski Dukung Anees, Naseem Sebut Masih Mungkin Berubah: Tuhan Tahu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top